Close

Potensi $AISA Setelah Kembali Melantai

Setelah terkena suspensi selama 2 tahun 2 bulan, akhirnya Bursa Efek Indonesia (BEI) mengembalikan Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA) ke lantai bursa. Pada pembukaan perdagangan Senin (31/08), saham $AISA ditutup melemah 6,37% ke level Rp 147/share dan menguat 26,19% sepanjang perdagangan minggu lalu dan ditutup pada level harga Rp 212/share.

Sedikit flashback $AISA terkena suspen sejak 5 Juli 2018 akibat tertundanya pembayaran bunga obligasi dan sukuk ijarah TPS Food tahun 2013. Selain itu, pemberian suspensi oleh BEI ini lantaran AISA terlambat dalam penyampaian laporan keuangan dan pembayaran denda. Hal ini dipicu oleh kasus anak usaha AISA yakni PT Indo Beras Unggul dan PT Jatisari Sri Rejeki yang memproduksi beras tidak sesuai dengan label sehingga menyebabkan AISA kehilangan pendapatan dari bisnis beras yang berkontribusi mencapai 62,75% dari total penjualan.

Baca lagi : ELITE GLOBAL: Dampak Mundurnya Shinzo Abe Part 2

Kehilangan pendapatan terbesar menyebabkan likuiditas AISA lemah dan otomatis tidak memiliki kapasitas untuk melunasi kewajiban keuangannya. BEI melakukan suspensi dan meminta AISA untuk fokus dalam restrukturisasi utang. Setelah AISA memenuhi kewajibannya dan melakukan pemaparan publik insidental meliputi pemaparan kondisi keuangan, kondisi operasional terkini, dan penyampaian laporan penilaian harga wajar saham dari penilai independen yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), BEI memutuskan untuk membuka kembali perdagangan AISA pada perdagangan Senin (31/08).

Kinerja Kuartal I-2020 AISA

Source: Laporan Keuangan Tiga Pilar Sejahtera

Ditengah kondisi suspensi sahamnya, AISA membukukan pendapatan yang positif pada kuartal I-2020 ini. Penjualan perusahaan tumbuh 8,34% YoY menjadi Rp 347,22 miliar dari sebelumnya Rp 320,48 miliar. Kenaikan pendapatan didorong oleh penjualan segmen makanan ringan yang naik 12,86% YoY menjadi Rp 217,98 miliar dari sebelumnya Rp 193,14 miliar. Akan tetapi, penjualan pada kelompok produk makanan pokok mengalami penurunan menjadi Rp 138,66 miliar dari sebelumnya sebesar Rp 337,56 miliar pada kuartal I-2019 turun 3,98% YoY.

Laba bersih yang dibukukan AISA pada kuartal I-2020 ini bahkan melesat setelah mencatatkan kerugian pada periode yang sama tahun lalu. Laba bersih AISA tercatat tumbuh 124,5% YoY pada kuartal I-2020 sebesar Rp 2,71 miliar setelah sebelumnya merugi Rp 11,04 miliar. Terdapat kenaikan pos beban pokok penjualan menjadi Rp 241 miliar, beban usaha Rp 101 miliar dan beban keuangan Rp 33,56 miliar. Akan tetapi hal ini dapat dikompensasi dengan kenaikan penjualan AISA dan memperoleh pendapatan lainnya sebesar Rp 2,19 miliar.

Setelah kembali ke lantai bursa, AISA menargetkan akan melakukan right issue setelah disepakati pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang akan diselenggarakan pada Rabu (30/09).

Lalu bagaimana prospek AISA selanjutnya? Apakah sudah layak untuk investasi?

Selanjutnya: Analisa Kelayakan Investasi AISA

Join Private Investing Room untuk akses konten eksklusif diatas, Member Private Investing Room Reguler (PIR) juga akan mendapatkan rekomendasi saham-saham layak investasi lengkap dengan instruksi akumulasi distribusi serta konsultasi portofolio investasi.

Market Inteligent: Isna Fauziah
Editor: Yusuf Efendi

Social Share