Close

Begini Cara Memproteksi Portofolio Saham Anda

Kasus skandal asuransi milik negara, Jiwasraya menghangat setelah Kejaksaan Agung menetapkan 5 tersangka. Menurut temuan BPK skandal ini diprediksi merugikan negara sebesar 10,4 Triliun. Kerugian ini disebabkan oleh investasi di instrumen saham dan reksadana. Jika kerugian super besar ini disebabkan oleh investasi, pastinya ada kesalahan dibalik strategi investasinya. Sebagai investor dan trader kita bisa mengambil hikmah dari kesalahan yang dialami oleh Jiwasraya ini.

Baca Juga: Review 2 Saham Top Loser Milik ASABRI

Kali ini kami akan membagikan tips, bagaimana caranya memproteksi portofolio saham dari kerugian besar.

  1. Memilih Saham yang Memiliki Fundamental Baik

    Mungkin banyak yang sudah tidak asing lagi dengan istilah “saham gorengan”. Kasus Jiwasraya ini menjadi pembuka tabir dunia saham bagi orang awam, bahwasannya banyak saham-saham yang tidak layak investasi. Investor yang baik harusnya menghindari saham-saham seperti ini, karena biasanya perusahaan “saham-saham gorengan” memiliki fundamental yang memprihatinkan.

    Sebagai seorang investor yang ingin menanamkan modalnya pada suatu perusahaan, harus selalu berpedoman kepada fundamental perusahaan tersebut. Untuk menghindari risiko, lebih amannya lagi pilihlah saham-saham yang memiliki kapitalisasi pasar besar atau biasa disebut “blue chip”. Hal ini dikarenakan saham-saham “bluechip” relatif lebih sulit untuk di ”goreng”.
  2. Diversifikasi

    Diversifikasi merupakan landasan teori portofolio modern. Dalam pasar saham, diversifikasi merupakan sebuah strategi manajemen risiko yang mencampurkan bermacam-macam saham dalam sebuah portofolio. Metode ini akan sangat bermanfaat jika kita sedang mengalami kerugian pada satu saham. Jadi dengan adanya diversifikasi, keuntungan dari beberapa saham yang lain bisa menetralisir kerugian dari investasi saham yang lainnya. Diversifikasi ini bisa dilakukan pada lintas sektor, industry dan lintas lapis / jenis. Penjelasan lebih jelasnya dapat anda temukan disini.
    Baca lagi: Optimalkan Portofolio dengan Diversifikasi Saham
  3. Money Management (Cash – Equity Ratio)

    Setelah melakukan diversifikasi, di dalam portofolio harus selalu tersedia dana cadangan atau dana aman. Level cash dalam persen bisa diatur secara dinamis menyesuaikan kondisi pasar. Misalkan ketika pasar bergerak bearish , cash di dalam portofolio bisa di atas 50% sehingga terhindar dari risiko sistematis di pasar. Kemudian jika pasar bergerak naik, cash bisa disisakan pada level 20%. Sehingga 80% ikut terdampak oleh kenaikan pasar. Kami tidak pernah menyarankan untuk menggunakan margin dan fasilitas lain, karena berpotensi meningkatkan risiko.
  4. Disiplin Trading & Investing Plan

    Layaknya sebuah bisnis, investasi dan trading saham mewajibkan kita untuk membuat sebuah perencanaan matang. Setelah melalui proses pemilihan saham, kita harus menentukan level beli dan jual kemudian berapa banyak kita akan beli mengacu pada strategi diversifikasi dan money management yang sudah kita bahas sebelumnya.
  5. Batasi Kerugian dengan Stoploss

    Dalam investasi saham, manajemen risiko adalah salah satu hal dasar dan penting untuk diketahui oleh investor. Salah satu cara mengelola risiko yaitu dengan membatasi kerugian dengan stop loss. Memang, keputusan menaruh stop loss adalah pilihan yang tidak mudah. Walaupun demikian, keputusan stop loss adalah keputusan yang bijak untuk meminimalisir kerugian yang semakin besar.
  6. Memiliki Mentor dan Advisor

    Jika anda serius dalam mengelola dana besar tapi tidak memiliki kemampuan dalam memonitor kondisi pasar. Sudah sewajarnya anda memiliki pendamping yang mampu memandu anda untuk memahami kondisi pasar. Investment advisor menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat Amerika Serikat, khususnya dari kelas menengah keatas. Kita ambil contoh Paul Tudor Jones, tokoh yang terkenal sebagai Top Hedge Fund Manager ternyata juga memiliki penasihat khusus yang ahli dalam teknikal yaitu Robert Prechter. Bill Gates sebagai salah satu orang terkaya di muka bumi juga memiliki Michael Larson, seorang fund manager yang juga analis teknikal handal.

YEF Advisor adalah satu-satunya penasihat trading dan investasi saham yang menyediakan layanan untuk semua lapisan masyarakat. Kami sudah mengelola lebih dari 500 member dari dalam dan luar negeri.

Menjadi member YEF Advisor anda akan mendapatkan rekomendasi saham-saham layak investasi dan lengkap dengan investing plan, seperti di harga berapa anda boleh beli dan jual lengkap dengan alokasi untuk ketepatan money management.

Daftar menjadi member YEF Advisor sekarang
Link registrasi :
yefadvisor.com/register

Market Educator: Jack Darmono
Editor: Muhammad Avicenna Jauhar Maknun
Cover Designer: Hayu Winursita Linuhung

Social Share