Close

$BRPT, Saham Top Gainer 2019

Tahun ini, harga saham emiten PT Barito Pasific Tbk ($BRPT) mencatatkan kinerja yang sangat cemerlang karena berhasil menjadi salah satu saham Top Gainer di urutan paling atas. Dari awal tahun, $BRPT mencatatkan kenaikan sebesar 214,85% dari level Rp 480 menjadi Rp 1505 dengan volume transaksi 11,13 miliar dan frekuensi perdagangan sebanyak 1,08 juta kali.

Profil $BRPT

$BRPT merupakan perusahaan yang memiliki bisnis yang terdiversifikasi yang bergerak di bidang kehutanan, perkebunan, pertambangan, industri, properti, perdagangan, energi terbarukan, dan transportasi. Struktur perseroan dibagi menjadi 4 bidang antara lain:

  • Bidang Petrochemicals, terdapat anak usaha PT Chandra Asri Petrochemicals Tbk ($TPIA) dengan kepemilikan 46,26%
  • Bidang Energy, terdapat anak usaha Star Energy Group Holding Pte Ltd dengan kepemilikan 66,7% dan PT Barito Wahana Lestari dengan kepemilikan 100%
  • Bidang Property, terdapat PT Griya Idola dengan kepemilikan 100%, dan
  • Bidang lainnya, terdapat 13 perusahaan yang dimiliki baik langsung maupun tidak langsung.

Kinerja saham $BRPT yang sangat cemerlang di tahun ini didorong oleh beberapa momentum yang dialami oleh perusahaan di tahun 2019.

Lalu, apa saja momentum $BRPT di tahun ini?

25 Februari 2019
Pembelian Saham PT Star Energi Geothermal


Pada tanggal 25 Februari 2019, $BRPT melakukan perjanjian jual beli saham dengan PT Star Energy Investment (“SEI”) dan PT Sarana Karya Mandiri (“SKM”). Jumlah transaksi saham milik SEI di dalam PT Star Energi Geothermal Halmahera (“SEGH”) sebesar Rp 15 juta, sedangkan jumlah transaksi saham milik SKM di dalam PT Star Energy Geothermal Indonesia (“SEGI”) sebesar Rp 110 juta. Dengan adanya transaksi tersebut, maka $BRPT menjadi pemegang 5% saham SEGH dan 1% saham SEGI. Selain itu, $BRPT juga akan mengambil bagian dari seluruh saham yang dikeluarkan SEGI dengan nilai transaksi Rp 463,2 juta. Jika transaksi tersebut berhasil dilaksanakan, maka kepemilikan $BRPT di SEGI akan menjadi 5%.

Transaksi tersebut dilakukan $BRPT untuk memenuhi ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 44 yang mensyaratkan pemilikan asing sebesar 95% di dalam perusahaan pembangkit tenaga listrik dengan kapasitas lebih dari 19 MW.

Baca Juga: Minyak Bullish, Siapa yang Untung & Siapa yang Rugi?

28 Mei 2019
$BRPT Masuk dalam Indeks MSCI Global Standard


Setelah penutupan perdagangan tanggal 28 Mei 2019, $BRPT resmi ditambahkan dalam indeks MSCI Global Standard menggantikan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG). $BRPT masuk ke dalam indeks MSCI karena kapitalisasi pasar mengalami peningkatan, harga sahamnya menunjukkan kinerja yang baik dan sahamnya likuid. Indeks MSCI Global Standard merupakan indeks dengan lingkup global yang terdiri atas perusahaan terbesar di dunia dan dibuat oleh Morgan Stanley Capital International (MSCI). Indeks ini digunakan investor sebagai tolak ukur dalam portofolio investasinya.

29 Mei 2019
Laporan Keuangan Kuartal I Turun


Berdasarkan catatan laporan keuangan di Q1 2019, $BRPT mencatatkan kinerja yang kurang baik. Pendapatan perusahaan turun 21,68% dari US$ 826 juta menjadi US$ 679 juta. Laba bersih $BRPT juga turun sebesar 59,2% dari US$ 89 juta menjadi US$ 36 juta. Kinerja yang kurang memuaskan ini sempat menekan saham $BRPT koreksi jangka pendek. Namun selama kuartal pertama tahun 2019, harga saham $BRPT sudah naik 50% dari level Rp 480 menjadi Rp 716.

19 Juli 2019
RUPSLB: Rencana Stock Split


Pada tanggal 19 Juli 2019, $BRPT mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Hasil dari RUPSLB tersebut adalah menyetujui adanya stock split saham $BRPT dengan rasio 1:5.

6 Agustus 2019
Realisasi Stock Split 1:5


Pada tanggal 6 Agustus 2019, $BRPT merealisasikan rencana stock split yang telah disepakati dalam RUPSLB. Sebelumnya, $BRPT juga pernah melakukan stock split pada tanggal 12 Juli 2017 dengan perbandingan 1:2 dari Rp 1000 menjadi Rp 500.

30 September 2019
Laporan Keuangan Kuartal II Turun


Tanggal 30 September 2019, $BRPT merilis laporan keuangannya. Dalam catatan laporan keuangan, kinerja $BRPT di Q2 2019 mengalami penurunan. Selama periode 6M 2019, pendapatan turun 16% dari periode yang sama tahun sebelumnya US$ 1,55 miliar menjadi US$ 1,3 miliar. Selain pendapatan yang melesu, laba bersih $BRPT juga ikut mengalami penurunan. Laba bersih turun 50% dari US$ 136 juta menjadi US$ 68 juta.

Kinerja saham $BRPT selama 6 bulan pertama juga terkoreksi menjadi 34,42% dan berada di level Rp 640, padahal di Q1 harga saham sudah naik sebesar 50%. Koreksi ini terjadi setelah $BRPT mencapai level tertinggi di Rp 835 pada tanggal 25 April 2019.

Baca Juga: $MYOR Turun Tertekan Sektornya atau Fundamentalnya?

19 Desember 2019
Menandatangani Perjanjian Fasilitas dengan Kreditur Bangkok Bank Public Company Limited


Pada tanggal 19 Desember 2019, $BRPT melakukan penandatanganan perjanjian fasilitas dengan kreditur Bangkok Bank Public Company Limited. $BRPT melakukan peminjaman sebesar US$ 200 juta untuk melunasi hutang perseroan kepada Barclays Bank PLC dan DBS Bank Ltd. Peminjaman kepada kreditur Bangkok Bank Public Company Limited ini harus dilunasi $BRPT dalam jangka waktu 2 tahun.

20 Desember 2019
Pencatatan Obligasi Berkelanjutan I Barito Pasific Tahap I Tahun 2019


Pada tanggal 20 Desember 2019, BEI mulai mencatatkan Obligasi Berkelanjutan I Barito Pasific Tahap I Tahun 2019. Obligasi tersebut memiliki nominal Rp 750 miliar. Seluruh dana yang diperoleh dari penawaran umum obligasi ini akan digunakan untuk membayar sebagian utang berdasarkan Facility Agreement related to USD 175.000.000 and Up to USD 25.000.000 Greenshoe Facility.

23 Desember 2019
Laporan Kuartal III Turun


Pada tanggal 23 Desember 2019, $BRPT merilis laporan keuangan kuartal III. Dalam laporan keuangan tersebut, $BRPT mencatatkan penurunan pendapatan dan laba bersihnya. Selama periode 9 bulan, pendapatan turun 24,8% dari periode yang sama tahun sebelumnya US$ 2,36 miliar menjadi US$ 1,77 miliar dan laba bersih turun 57,8% dari US$ 218 juta menjadi US$ 92 juta.

Namun kinerja yang kurang memuaskan tersebut tidak mampu menggoyahkan kenaikan harga sahamnya.

Bottom Line

Kesimpulannya, kinerja harga saham $BRPT tidak sejalan dengan catatan laporan keuangannya. Hikmah yang dapat kita ambil, bahwa pergerakan harga saham tidak selalu dipengaruhi oleh kinerja laporan keuangan. Banyak faktor yang menyebabkan harga naik dan turun.

Dengan menjadi member YEF Advisor, anda tidak perlu pusing menganalisis dan mencari saham untuk trading harian ataupun investasi jangka panjang. Karena anda akan mendapatkan rekomendasi, instruksi buy & sell, bebas berkonsultasi kapan saja (sinyal hingga portofolio), serta akses penuh konten di Website yefadvisor.com untuk masing-masing layanan.

Daftar menjadi member YEF Advisor sekarang,
(Pilih PTR untuk Trading, PIR untuk Investing Reguler, PIRS untuk Investing Syariah)
Link registrasi :
yefadvisor.com/register

Market Intelligent: Mutik Dian Prabaning Tyas
Editor: Muhammad Avicenna Jauhar Maknun
Graphic Designer: Hayu Winursita Linuhung

Sumber:
ksei.co.id
barito-pacific.com
https://www.idxchannel.com/

Social Share