Close

$KAEF : Roller Coaster “Milik Negara”

Saham PT Kimia Farma Tbk ($KAEF) dan PT Indofarma Tbk ($INAF) sedang menjadi trending topic di kalangan pelaku pasar. Pasalnya, dalam perdagangan kemarin (17/12/2019) kedua emiten farmasi tersebut mencapai titik Auto Reject Atas (ARA) karena telah mengalami kenaikan 25%. Bahkan, hari ini $INAF untuk kedua kalinya mencapai ARA.

Sejak awal tahun, harga saham $KAEF telah mengalami penurunan yang sangat signifikan. Hingga perdagangan hari ini, $KAEF sudah turun 47,5% dari angka 2600 ke 1365. Sebelum mengalami penurunan, $KAEF sempat mencapai angka tertinggi di 3860 pada awal April 2019. Selain $KAEF, emiten farmasi $INAF juga mengalami penurunan yang sangat signifikan. Dari awal tahun, saham $INAF mengalami penurunan sebesar 91,1% dari harga Rp 6000 menjadi Rp 535.

Perlu diketahui, kedua emiten ini merupakan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak di industri pharmaceuticals. Sebesar 90,03% kepemilikan saham $KAEF dikuasai oleh pemerintah, dan sisanya dimiliki oleh publik. Sedangkan untuk $INAF, pemerintah memiliki 80,66% kepemilikan saham.

Apakah kinerja kedua saham emiten farmasi BUMN ini merefleksikan fundamental perusahaannya?

Grafik Pendapatan & Laba Bersih $KAEF Periode 9 Bulan
Sumber: Laporan Keuangan $KAEF

Ditinjau dari laporan keuangan $KAEF periode 9 bulan, pendapatan perusahaan meningkat sebesar 15% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya dari Rp6,00 triliun menjadi Rp6,88 triliun. Kenaikan pendapatan ini disebabkan karena meningkatnya pedapatan dari segmen distribusi, retail dan lainnya. Segmen distribusi $KAEF naik 9% dari Rp 2,03 triliun menjadi Rp 2,21 triliun, segmen retail naik 25% dari Rp 2,98 triliun menjadi Rp 3,72 triliun dan segmen lainnya naik 15% dari Rp 90 miliar menjadi Rp 103 miliar. Sedangkan segmen manufaktur mengalami penurunan sebesar 6% dari level Rp 878 miliar menjadi Rp 845 miliar.

Baca Juga: Kinerja Membaik, $ISAT Terus Naik

Namun, sayangnya kenaikan pendapatan $KAEF tidak sejalan dengan laba bersihnya. Laba bersih $KAEF mengalami penurunan hingga 81% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 318 miliar, dan sekarang hanya Rp 61 miliar. Penurunan laba bersih ini diakibatkan oleh naiknya beban perusahaan. Menurut laporan keuangan, beban pokok penjualan $KAEF melonjak 20% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu dari Rp 3,65 triliun menjadi Rp 4,36 triliun. Selain itu, beban usaha perusahaan naik 21% dari level Rp 1,83 triliun menjadi Rp 2,22 triliun, diikuti dengan beban keuangan yang juga naik sebesar 139% dari Rp 149 miliar menjadi Rp 357 miliar.

Grafik Pendapatan dan Rugi Bersih $INAF Periode 9 Bulan
Sumber: Laporan Keuangan $INAF

Berdasarkan laporan keuangan $INAF periode 9 bulan, pendapatan $INAF mengalami penurunan dan emiten masih menderita kerugian. Pendapatan $INAF turun 21% dari Rp 739 miliar menjadi Rp 583 miliar. Penurunan pendapatan ini disebabkan turunnya penjualan dari segmen obat dan alat kesehatan serta produk lainnya. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, pendapatan dari segmen obat mengalami penurunan sebesar 18% dari Rp 591 menjadi Rp 482. Untuk segmen alat kesehatan dan produk lainnya mengalami penurunan sebesar 32% dari Rp 148 miliar menjadi Rp 101 miliar. Sedangkan untuk segmen teknik farmasi mengalami peningkatan dari periode 9M tahun sebelumnya tidak ada, dan sekarang dapat menyumbang Rp 449 juta.

Sejak tahun 2016, $INAF selalu mencatatkan kerugian di laporan keuangannya. Pada periode 9M tahun ini, $INAF kembali mencatatkan kerugian. Kerugian yang dicatatkan $INAF membaik 1% dari Rp 35,09 miliar menjadi Rp 34,84 miliar. Kerugian ini disebabkan karena besarnya beban perusahaan yang melebihi jumlah pendapatan. $INAF menanggung beban pokok penjualan Rp 418 miliar, beban penjualan Rp 100 miliar, beban umum dan administrasi 82 miliar serta beban keuangan Rp 30 miliar. Kemudian dari keuntungan lain-lain $INAF hanya memperoleh Rp 3,66 miliar dan dari penghasilan pajak $INAF memperoleh Rp 8,23 miliar. Dari pendapatan, keuntungan lain-lain, penghasilan pajak dan beban-beban perusahaan tersebut, $INAF mencatatkan kerugian Rp 34,84 miliar.

Saat ini kedua saham sedang ramai dibicarakan para pelaku pasar. Banyak yang mencoba mendapatkan keuntungan dari rebound kedua saham untuk trading jangka pendek.

Pertanyaannya,

Apakah kenaikan ini masih dapat berlanjut? Berapa Targetnya?

Temukan analisis teknikal dan prediksi jangka pendek $KAEF & $INAF, eksklusif untuk member Private Trading Room (PTR)

Link: Analisis Jangka Pendek $KAEF & $INAF

Anda ingin mendapatkan panduan dan rekomendasi saham layak trading setiap hari?
Join Private Trading Room (PTR) untuk mendapatkan rekomendasi dan panduan trading saham. Anda juga dapat konsultasi mengenai sinyal, tren, waktu beli & jual, dan portofolio saham anda saat ini secara personal. Serta, akses penuh untuk Stockcall dan konten eksklusif PTR di website www.yefadvisor.com.

Daftar sekarang
Link registrasi :
yefadvisor.com/register

Market Intelligent: Mutik Dian Prabaning Tyas
Editor: Muhammad Avicenna Jauhar Maknun
Graphic Designer: Hayu Winursita Linuhung

Sumber:
Laporan Keuangan $KAEF
Laporan Keuangan $INAF
www.idx.co.id

Social Share