Close

Korelasi Antara Harga Batu Bara & Minyak

Pada perdagangan 8 Januari 2020 harga minyak dunia WTI terkoreksi -4,9% setelah harga minyak mengalami kenaikan beberapa pekan terakhir. Koreksi harga minyak ini bertolak belakang dengan harga batu bara (ICE NewCastle) yang ditutup naik 2,3%. Kenaikan harga batu bara direspon sangat positif oleh saham-saham tambang pada perdagangan hari ini, seperti $ADRO yang ditutup naik +3,68%, $ ITMG 7,19%, dan $PTBA 4,12%. Sebagai investor dan trader saham, kita wajib mengetahui hubungan dari kedua komoditas sebagai bagian dari sistem pasar.

Batu bara dan minyak adalah dua sumber energi primer terpenting di muka bumi. Batu bara terlebih dahulu di gunakan sebagai sumber energi, sebelum ditemukannya minyak sebagai sumber energi baru. Secara perlahan, penggunaan batu bara tergantikan oleh minyak bumi. Hal ini disebabkan oleh, banyaknya negara yang menilai penggunaan batu bara adalah penyebab terjadinya pemanasan global dan polusi lingkungan. Disisi lain, penggunaan minyak yang tinggi juga menyebabkan kelimpahan minyak yang tersedia dalam beberapa periode terakhir, mengalami penurunan signifikan.

Baca Juga: Musim Dingin, Musimnya Batu Bara

Hal tersebut menghasilkan interaksi yang tinggi antara produksi dan konsumsi minyak dan batubara. Pada tahun 1970-1980 banyaknya pembangunan industri baru, menyebabkan harga minyak melonjak. Sehingga penggunaan minyak turun drastis dan menyebabkan produksi batu bara meningkat. Pada akhir abad ke-19 batu bara menjadi sumber utama dalam pembangkit listrik, sementara minyak dan gas bumi bersaing di beberapa pasar komersial.

Lebih lanjut, apakah perubahan harga minyak dapat mempengaruhi batu bara?

Berdasarkan analisis, terdapat beberapa bukti bahwa ada hubungan kointegrasi antara batu bara dan pasar minyak di beberapa wilayah di dunia. Hasil menunjukkan bahwa guncangan pasokan minyak, guncangan permintaan agregat, dan guncangan permintaan khusus minyak dapat mempengaruhi harga batu bara. Efek dari guncangan permintaan agregat terhadap harga batu bara, lebih tinggi daripada guncangan lainnya.

Disisi lain, guncangan harga batu bara juga berpengaruh signifikan terhadap harga minyak mentah. Karena pasar minyak mentah lebih kuat daripada pasar batubara, efek pasar batu bara terhadap pasar minyak menunjukkan tingkat substitusi yang tinggi di antara mereka.

Pada April 2018 lalu, Tiongkok sebagai salah satu importir terbesar batu bara membuat kebijakan untuk membatasi kegiatan impor batu bara. Tiongkok ingin mendukung produsen lokal dan mendorong harga batu bara dalam negeri. Akibatnya, timbul tekanan pada harga batu bara secara global.

Baca Juga: Saham $BUMI Siap Membara?

Selain kebijakan Tiongkok, harga minyak dunia pada saat itu mengalami kenaikan. Brent sempat mencapai titik tertingginya sejak November 2014 di level US$ 73,93/barel, sementara WTI sempat mencapai titik tertingginya sejak Desember 2014 di level US$ 68,91/barel. Hal tersebut membuat harga batu bara di kontrak ICE Newcastle naik 0,65% ke level US$ 92,65/metrik ton. Selain itu, pada kasus perang dagang antara AS- China pada Juni 2018 lalu, penurunan harga minyak jenis Brent 1,02% ke US$74,57/barel mempengaruhi harga batu bara yang juga turun 0,18% ke US$110,62/metrik ton.

Baru-baru ini terjadi konflik antara Iran dan AS, dimana Iran merupakan salah satu anggota OPEC dan produsen minyak terbesar dunia. Sehingga, sikap Iran dapat sewaktu-waktu mempengaruhi pergerakan harga minyak dan secara otomatis akan mempengaruhi komoditas lainnya termasuk batu bara. Harga batu bara masih cukup stabil, kontrak berjangka ICE Newcastle kemarin ditutup menguat 0,51% dibanding posisi penutupan perdagangan sebelumnya. Harga batu bara menyentuh level US$ 69,65/ton, dan memang sedang mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini tak lepas dari keputusan negara-negara barat yang mulai mengurangi konsumsi coal.

Bottom Line

Kesimpulan, harga komoditas minyak sangat berpengaruh terhadap komoditas lainnya seperti batu bara dan emas. Dalam beberapa kasus, kenaikan harga minyak yang didorong konflik politik dan perang dagang dapat mendongkrak harga batu bara. Saat konflik Iran-AS memanas harga minyak mengalami lonjakan dalam beberapa hari terakhir, hingga pada akhirnya mengalami penurunan / cooling down. Harga batu bara juga ikut mengalami penguatan, namun penguatan ini belum bisa mendongkrak harga batu bara secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan koreksi harga batu bara beberapa bulan sebelumnya yang cukup signifikan.

Lalu saat ini, apakah saham-saham batu bara layak investasi atau hanya trading saja?

Join YEF Advisor Private Room untuk mendapatkan informasinya.

Dapatkan rekomendasi saham trading atau investasi, instruksi beli dan jual setiap hari, kebebasan berkonsultasi, serta akses konten eksklusif tiap layanan YEF Advisor.

Daftar Sekarang

PTR untuk anda yang menginginkan panduan Trading Harian & Mingguan
PIR untuk anda yang menginginkan panduan Investasi Jangka Panjang
PIRS untuk anda yang menginginkan panduan Investasi Khusus Saham-Saham Syariah


Link registrasi : yefadvisor.com/register

Market Intelligent: Ajeng Setyawati
Editor: Muhammad Avicenna Jauhar Maknun
Cover Designer: Hayu Winursita Linuhung

Social Share