Close

Menentukan Timing Exit Dengan Indikator MA

Pada bulan Maret 2019 lalu, Indonesia sempat dikejutkan oleh nama baru yang masuk jajaran orang terkaya di Indonesia. Nama Donald Sihombing kala itu masuk dalam daftar 21 orang terkaya di Indonesia versi Majalah Forbes.

Tahun lalu, Forbes menaksir kekayaan Donald Sihombing mencapai US$ 1,4 miliar atau setara Rp 19,6 triliun. Kekayaan ini didapat Donald berkat kepimilikan saham PT Totalindo Eka Persada, Tbk ($TOPS). Kepemilikannya di perusahaan ini mencapai 61%, melalui PT Totalindo Investama Persada.

Baca Juga: Hello Trader, Cash is King!

Saham $TOPS pernah mencatatkan level tertingginya di harga 1020 per lembar pada bulan Juli 2018. Namun naas, setelah itu harga saham $TOPS terus merosot hingga saat ini parkir di Rp 50 per lembar. Nilai kepemilikan saham milik Donald ini pun ikut merosot, dari sebelumnya Rp 20,17 triliun dan saat ini hanya tinggal Rp 1,02 triliun saja.

Hal ini cukup tragis, dimana harga saham $TOPS sudah mencatatkan penurunan lebih dari -94% sejak tahun lalu. Apa yang dialami oleh pemilik TOPS ini dapat juga menimpa anda sebagai investor.

Sebagai investor kita dituntut bisa memprediksi dan mengetahui waktu yang tepat untuk keluar dari sebuah posisi saham. Hal ini berguna untuk melindungi profit dan terhindar dari kerugian dimasa yang akan datang.

Jika anda paham analisis teknikal dasar, indikasi penurunan $TOPS ini sudah terbaca menggunakan indikator sejuta umat Moving Average (MA). Sebagai seorang pelaku pasar modal, apalagi trader seharusnya dapat mengantisipasi hal ini.

Indikator moving average dapat digunakan untuk mengenali trend suatu saham dengan mudah.

Indikator moving average sendiri sudah pernah kami ulas pada link di bawah ini.

Baca Lagi: Basic TA-101

Nah, langsung saja kita amati chart saham $TOPS di bawah ini.

Chart Daily Saham $TOPS

Kali ini kami menggunakan time frame harian atau daily untuk membaca chart saham $TOPS. Dapat dilihat, saham $TOPS pada Mei 2018 harga sahamnya pernah break dari indikator MA 100. MA 100 sendiri adalah rata-rata harga perdagangan 100 candle terakhir. Ketika harga bergerak di atas MA 100 berarti $TOPS sedang dalam trend naik, begitu juga sebaliknya jika harga di bawah garis MA 100 maka $TOPS berada dalam trend turun.

Warning pertama terjadi saat $TOPS sudah mulai patah trend. Setelah break pertama ini, harga saham $TOPS mampu kembali naik menembus level harga 1000. Tak lama kemudian, harga saham $TOPS kembali anjlok dan membentuk beberapa lower high yang menjadi indikasi bahwa trend turun sedang berjalan. Hal ini diperkuat dengan harga saham $TOPS yang kembali turun menembus MA 100.

Seorang position trader atau Following Trend yang berpengalaman pasti sudah membersihkan posisi pada saat harga masih berada di level 800an, karena trend turun sudah terbaca. Walaupun memang, di dalam trend penurunan harga saham terkadang ada kenaikan swing / pullback yang bisa dimanfaatkan. Tapi, membaca pullback di saham seperti $TOPS ini bisa dibilang tidak mudah apalagi untuk pemula.

Bergabung menjadi member YEF Private Trading Room (PTR) untuk mendapatkan rekomendasi dan instruksi trading yang tetap bisa memanfaatkan potensi swing saham-saham downtrend. Selain itu anda dapat berkonsultasi secara personal setiap hari, restrukturisasi portofolio hingga konten teknikal eksklusif.

Daftar sekarang
Link registrasi : yefadvisor.com/register

Sumber:

CNBCIndonesia.com

Market Educator: Jack Darmono
Editor: Avicenna JM
Cover Designer: Hayu Winursita Linuhung

Social Share