Close

Mengenal Dividend Reinvestment Plan (DRIP)

Tidak terasa saat ini sudah mendekati akhir kuartal pertama, yang artinya pasar saham memasuki musim dividen. Ini adalah waktu yang ditunggu-tunggu oleh investor jangka panjang yang rutin memanen profit dividen. Sebagian investor menikmati dividen untuk kegiatan konsumtif seperti liburan, sampai dengan beli barang-barang seperti mobil dan rumah baru tergantung besaran pendapatan dividen. Namun ada sebagian investor yang menginvestasikan kembali pendapatan dividen tersebut.

Pada edisi kali ini kami ingin memperkenalkan kepada anda, apa itu strategi DRIP.

Mungkin masih banyak investor yang belum mengetahui tentang strategi DRIP. Dividend Reinvestment Plan atau DRIP, merupakan sebuah strategi perencanaan dalam menginvestasikan kembali dana yang didapatkan dari dividen. Jadi simpelnya, investor menginvestasikan lagi dividen yang baru didapatkan untuk menambah porsi saham yang dimiliki pada perusahaan tersebut.

Supaya lebih jelas, kita akan ilustrasikan bagaimana implementasi strategi DRIP.

Seorang investor melakukan investasi di saham X senilai 100 juta rupiah pada tahun 2015 di harga Rp 7.225 perlembar saham. Sehingga, investor mendapatkan saham X sebanyak 138 lot. Pada tahun yang sama, investor mendapatkan total dividen saham X senilai Rp 2.000.692 dan di investasikan kembali dengan membeli saham X, sehingga investor mendapatkan tambahan 3 lot menjadi 141 total lot pada saham X.

Baca Juga: Teror Virus Corona Menghantui Pasar Saham

Pada tahun 2016, investor mendapatkan kembali dividen dari saham X senilai Rp 1.729.847 yang diinvestasikan kembali dengan membeli saham X, sehingga mendapatkan total saham X menjadi 144 lot. Pada tahun 2017, investor kembali menginvestasikan dividen yang di dapat sebesar Rp 3.075.190 dan mendapat tambahan saham X sebanyak 5 lot menjadikan total sahamnya 149 lot.

Pada tahun 2018, investor kembali menginvestasikan dividen sebesar Rp 3.814.319 dan mendapat tambahan saham sebanyak 5 lot sehingga total sahamnya menjadi 154 lot. Hingga pada tahun kelima atau 2019, investor menginvestasikan lagi dividennya sebanyak Rp 3.092.826 dan mendapatkan tambahan 3 lot saham X, sehingga total sahamnya sekarang adalah 157 lot atau 15700 lembar saham.

Jika total lembar sahamnya dikalikan dengan harga saham X saat ini yang bernilai Rp 8.400, maka investor mendapatkan total equity sebesar Rp 131.880.000. Sehingga bisa dikatakan saat ini investor sudah mendapatkan keuntungan sebesar Rp 31.880.000 atau 31,8% dari total equity.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Sesuai data diatas, setelah 5 tahun berjalan strategi DRIP berhasil membukukan pertumbuhan portofolio sebesar 31,8% atau portofolio menjadi Rp. 131.880.000.

Kesimpulannya, strategi DRIP merupakan strategi investasi jangka panjang. Investor tidak melakukan pengurangan posisi atau menjual saham dalam kurun waktu yang cukup panjang, dan bahkan terus meningkatkan posisi dengan membeli saham menggunakan dana hasil dividen. Tujuannya adalah meningkatkan nilai portofolio dengan mengakumulasi koefisien lot dan pertumbuhan harga jangka panjang. Strategi ini akan menghasilkan pertumbuhan portofolio secara signifikan apabila investor melakukan reinvestasi di waktu dan harga terbaik. Jadi investor bisa saja tidak langsung membelikan kembali dana hasil dividen dan menunggu harga terbaik untuk akumulasi.

Anda ingin menerapkan strategi DRIP bersama YEF supaya mendapatkan bantuan dalam membangun portofolio investasi jangka panjang?

Join Private Investing Room Syariah untuk mendapatkan fasilitas panduan investasi di saham-saham syariah yang layak investasi, serta anda bisa melakukan konsultasi portofolio kapan saja.

Daftar sekarang
Link registrasi :
yefadvisor.com/register

Market Intelligent: Danny Ramadhan
Editor: Avicenna JM
Graphic Designer: Hayu Winursita Linuhung

Social Share