Close

Optimalkan Portofolio dengan Diversifikasi Saham

Memiliki portofolio saham yang optimal merupakan hal yang dicita-citakan oleh seorang investor. Tidak seperti portofolio supermarket yang berisi banyak barang di dalamnya, diversifikasi merupakan salah satu cara untuk mengoptimalkan portofolio saham.

Apa yang dimaksud dengan diversifikasi portofolio?

Diversifikasi merupakan keragaman usaha untuk memaksimalkan keuntungan atau meminimalisir kerugian. Dalam pasar saham, diversifikasi merupakan sebuah strategi manajemen resiko yang mencampurkan bermacam-macam saham dalam suatu portofolio. Metode ini akan sangat bermanfaat jika kita mengalami kerugian pada suatu saham. Jadi dengan adanya diversifikasi, keuntungan dari beberapa saham bisa menetralisir kerugian dari investasi saham yang lainnya.

Baca Juga: Pusingnya Punya Portofolio Supermarket

Lalu bagaimana cara mendiversifikasi portofolio dengan baik?

Berikut adalah beberapa cara yang bisa diambil untuk mendiversifikasi portofolio:

  1. Diversifikasi pada sektor
    Diversifikasi pada sektor sangat diperlukan agar kegagalan investasi bisa lebih diminimalisir. Sebab, jika seseorang hanya berinvestasi pada satu sektor kemudian sektor tersebut mengalami penurunan, maka kemungkinan besar investor tersebut akan mengalami kerugian. Misalnya ada seorang investor yang mempunyai portofolio saham $INCO, $DKFT dan $TINS. Saham-saham tersebut bergerak dalam sektor pertambangan nikel. Jika harga nikel global sedang mengalami penurunan, maka kemungkinan besar investor tersebut akan mengalami kerugian. Padahal jika investor tersebut mau mendiversifikasi sahamnya di sektor lain, kerugian yang akan ditanggung menjadi lebih kecil karena bisa jadi saham di sektor lain memiliki peluang kenaikan yang tinggi.
  2. Diversifikasi melalui jenis saham
    Diversifikasi ini dilakukan untuk mempercepat peningkatan keuntungan dari investasi saham yang dilakukan. Untuk melakukan cara ini, maka Anda harus mengenali jenis-jenis saham berikut ini:

    First liner (Blue Chips)
    Saham Blue Chips sangat berperan dalam menggerakkan IHSG karena kapitalisasi pasarnya besar, yaitu lebih dari 40 triliun. Volatilitas dari saham blue chips tidak terlalu tinggi. Tingkat transaksi hariannya pun juga tinggi dan volume transaksinya cukup besar. Saham-saham blue chips memiliki likuiditas yang baik.

    Second liner
    Saham lapis dua memiliki nilai kapitalisasi pasar antara 1 triliun hingga 40 triliun. Saham lapis dua jumlahnya lebih banyak jika dibandingkan dengan saham lapis satu. Jika dilihat dari fundamental kinerjanya, saham lapis dua memiliki fundamental yang cukup baik.

    • Third liner
    Saham lapis tiga memiliki nilai kapitalisasi pasar di bawah 1 triliun. Karena nilai kapitalisasi pasarnya kecil, pergerakan sahamnya mudah digerakkan oleh bandar. Fundamental saham lapis tiga umumnya tidak terlalu bagus.

    Dari ketiga jenis saham di atas, investor harus menentukan jenis saham mana yang akan djadikan pilihan. Namun, kami merekomendasikan untuk memilih saham blue chips karena lebih aman dan likuiditasnya baik.
  3. Diversifikasi dengan persentase alokasi portofolio
    Saham-saham yang layak diinvestasikan adalah saham blue chip karena memiliki likuiditas yang baik. Namun tidak semua investor memiliki modal yang cukup besar untuk membeli saham-saham blue chips, sehingga harus membeli saham second liner ataupun saham third liner. Walaupun demikian, sebaiknya alokasi portofolio yang di tempatkan di saham-saham blue chip lebih besar dibandingkan dengan alokasi saham di second liner ataupun third liner. Karena berinvestasi di saham blue chips resikonya relatif lebih kecil dibandingkan berinvestasi di saham second liner maupun third liner. Saham blue chips paling sulit untuk digoreng karena kapitalisasi pasarnya besar dan sangat likuid.

Jadi, diversifikasi portofolio yang baik terdiri dari saham yang berasal dari sektor yang berbeda-beda dengan memperhatikan jenis saham dan besaran alokasi masing-masing saham. Selain cara diversifikasi tersebut, anda juga harus memperhatikan jumlah saham yang anda miliki dan besarnya dana cadangan yang telah disisihkan.

Jumlah saham harus diperhatikan agar kita lebih mudah untuk mengontrol saham-saham tersebut. Untuk anda yang saat ini sedang memiliki puluhan saham dalam portofolio, maka ringkaslah portofolio anda agar tidak menjadi sebuah portofolio supermarket.

Baca Juga: Hindari Lebih Dini Potensi Terjebak Saham Delisting

Dalam berinvestasi saham, kita harus menyisihkan dana yang disimpan untuk jaga-jaga. Nantinya dana yang disimpan bisa digunakan untuk melakukan average down saat terjadi penurunan harga saham. Average down merupakan strategi investasi dengan melakukan pembelian saham secara bertahap di saat harga saham mengalami penurunan, sehingga kita akan memperoleh harga tengah dan mempercepat dalam mendapatkan keuntungan ketika harga saham mulai naik.

Bottom Line

Kesimpulannya, diversifikasi harus dilakukan investor untuk meminimalisir risiko yang akan diperoleh. Dalam pemilihan diversifikasi tidak diajurkan untuk memilih banyak saham karena akan sulit untuk dipantau. Setelah mengetahui cara diversifikasi, maka seorang investor tetap harus menggunakan analisis teknikal pergerakan saham dan analisis laporan keuangan emiten terkait dalam memilih sahamnya.

Namun, tidak semua orang dapat secara optimal mendiversifikasi portofolionya

Dengan menjadi member YEF Advisor, kami akan membantu mendiversifikasi posisi di portofolio anda. Tidak hanya itu, anda juga akan dipandu untuk trading atau investasi di saham lain yang lebih aman, baik, dan tentu lebih menguntungkan.

Daftar sekarang
Link registrasi :
yefadvisor.com/register

Market Educator: Mutik Dian Prabaning Tyas
Editor: Muhammad Avicenna Jauhar Maknun
Graphic Designer: Hayu Winursita Linuhung

Social Share