Close

Tekanan Terhadap Sektor Otomotif di Tahun 2020

Perlambatan ekonomi terjadi hampir diseluruh negara. Adanya pandemi COVID-19 bahkan membuat negara maju mengalami pertumbuhan yang negatif, seperti Amerika Serikat yang tumbuh negatif sebesar -5,9%, Jepang sebesar -5,2%, dan negara-negara Eropa yang tumbuh -7,5% per April 2020. Dampak pandemi bila dilihat di negara berkembang memang tidak terlalu parah seperti yang terjadi di negara maju. Negara ASEAN mencatatkan pertumbuhan -0,6%, Tiongkok dan India masih memiliki pertumbuhan yang positif sebesar 1,2% dan 1,9% turun jauh apabila dibandingkan dengan pertumbuhan pada periode April 2019.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri tercatat cukup baik meskipun perekonomian global semakin memburuk. Pada kuartal I-2020 ini, tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 2,97% YoY melambat dari periode yang sama tahun lalu sebesar 4,97% YoY. Perlambatan ini disebabkan karena melambatnya ekspor jasa, konsumsi non-makanan, dan khususnya pariwisata yang telak memukul sub-sektor transportasi, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor konstruksi.

Bagaimana konsumsi masyarakat pada kuartal-I ini?

Bila melihat data pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga, sektor tansportasi (berwarna hijau), turun tajam pada kuartal I-2020 hingga mencapai -1,81% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 5,13%. Pemberlakuan lockdown dibeberapa wilayah membuat mobilitas masyarakat terbatas sehingga sisi pengeluaran biaya transportasi turun. Data pertumbuhan ekonomi Sisi Lapangan Usaha sektor transportasi dan pergudangan juga mengalami penurunan dari tahun lalu sebesar 7,45% turun menjadi 6,07%. Sektor perdagangan dan penyediaan akomodasi dan food and beverages juga menunjukkan penurunan dati 5,34% menjadi 1,67% pada kuartal I-2020.

Penurunan sisi transportasi ini juga tercermin pada penjualan motor per Mei 2020 hanya sebesar 1,8 juta unit pada pasar domestik dan 225.530 unit pada distrubsi ekspor. Penjualan domestik ini turun 39,52% dari tahun lalu sebesar 2,8 juta unit dan pada pasar ekspor turun 27,47% dari periode yang sama tahun lalu sebesar 310.962 unit.  

Baca lagi: Portofolio Merah Semua Tanda Awal Kegagalan Investasi Saham?

Emiten yang paling dirugikan dengan penurunan kedua sektor ini adalah emiten otomotif. PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) dan PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) merupakan produsen dan distributor komponen otomotif. Keduanya masih optimis pandemi COVID-19 tidak akan mengganggu kinerja keduanya. Bahkan keduanya tetap pada komitmennya untuk membagikan dividennya tahun ini. MPMX telah membayarkan dividen pada 17 Juni 2020 sebesar Rp 90/share. Sedangkan SMSM juga baru saja membayarkan dividennya pada 21 Juli 2020 sebesar Rp 5/share.

Pembagian dividen yang dilakukan oleh MPMX dan SMSM sepertinya sebagai strategi untuk tetap menjaga investor ditengah perlambatan ekonomi di berbagai sektor.

Lalu bagaimana dengan kinerja fundamental kedua emiten ini? Apakah keduanya layak investasi?

Selengkapnya: Analisa Kelayakan Investasi $MPMX dan $SMSM

Eksklusif untuk member Private Investing Room Reguler (PIR)

Selain mendapatkan riset investasi eksklusif di atas, Member Private Investing Room Reguler (PIR) juga akan mendapatkan rekomendasi saham-saham layak investasi lengkap dengan instruksi akumulasi distribusi serta konsultasi portofolio investasi.

Daftar sekarang

Market Intelligent: Isna Fauziah
Editor: Novi DA

Social Share