Close

PPN Indonesia Tertinggi Di Asia Tenggara!

Pemerintah memastikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) naik 12% mulai awal tahun 2025. Kenaikan ini semakin mengukuhkan Indonesia sebagai negara dengan pajak tertinggi dikawasan Asia Tenggara!

Saat ini Indonesia menjadi negara dikawasan Asia Tenggara dengan Value Added Tax (VAT) tertinggi mengalahkan Malaysia, Vietnam, dan lainnya.

Merespon kebijakan tersebut, IHSG mengalami penurunan sebesar 5% sejak awal bulan November 2024!

Mengapa investor saham begitu merespon negatif kenaikan PPN?

Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sering mempengaruhi pasar saham secara negatif karena beberapa alasan:

  1. Penurunan Daya Beli Konsumen
    Ketika PPN naik, harga barang dan jasa juga cenderung naik, yang membuat daya beli konsumen menurun. Konsumen yang harus membayar lebih untuk produk dan jasa sehari-hari mungkin mengurangi pengeluaran non-esensial. Hal ini berdampak langsung pada sektor-sektor konsumsi yang tergantung pada pengeluaran konsumen, seperti ritel dan barang konsumsi, sehingga profitabilitas perusahaan-perusahaan di sektor ini berpotensi turun.
  2. Pengaruh Terhadap Pendapatan dan Laba Perusahaan
    Dengan menurunnya konsumsi, pendapatan dan laba beberapa perusahaan yang bergantung pada pasar domestik bisa terdampak negatif. Investor yang melihat potensi penurunan pendapatan cenderung melepas saham perusahaan-perusahaan yang terpengaruh ini, yang menyebabkan penurunan harga saham di sektor tersebut.
  3. Dampak Inflasi
    Kenaikan PPN dapat memicu inflasi lebih tinggi. Inflasi yang naik akan mendorong bank sentral mempertimbangkan kebijakan pengetatan moneter, seperti menaikkan suku bunga. Suku bunga yang lebih tinggi bisa meningkatkan biaya pinjaman bagi perusahaan dan mengurangi keuntungan. Kenaikan suku bunga juga membuat obligasi menjadi lebih menarik dibanding saham, yang bisa menyebabkan peralihan dari saham ke obligasi.
  4. Perubahan Sentimen Investor
    Ketika pajak dinaikkan, investor mungkin merasa beban biaya yang lebih besar akan memengaruhi perekonomian secara keseluruhan. Ini bisa menciptakan ketidakpastian dan kekhawatiran di pasar saham, menyebabkan banyak investor bersikap lebih hati-hati atau bahkan menjual saham mereka untuk menghindari risiko lebih lanjut.
  5. Sektor-Sektor yang Sangat Terdampak
    Sektor-sektor seperti properti dan otomotif, yang sangat sensitif terhadap perubahan daya beli dan harga, sering kali mengalami tekanan lebih besar ketika PPN naik. Investor mungkin akan menjual saham di sektor-sektor ini karena melihat potensi penurunan permintaan dari konsumen yang harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk PPN.

Secara keseluruhan, kenaikan PPN dapat mengurangi ekspektasi pertumbuhan dan laba perusahaan-perusahaan dalam negeri, yang berujung pada pelemahan pasar saham karena ketidakpastian dan penurunan potensi return yang diharapkan oleh investor.

Tahun 2025 akan menjadi tahun yang menantang bagi investor saham di Indonesia. Investor harus bisa memilih dan memilah saham terbaik!

Temukan saham-saham yang layak investasi di layanan Private Investing Room (PIR) & Private Investing

Room Syariah)

Social Share