Sesi penutupan perdagangan terakhir minggu lalu pada hari Jumat (20/05/2), market diwarnai dengan adanya beberapa saham yang mengalami loncatan harga sehingga terbentuk celah kosong antara harga penutupan sebelumnya dengan harga pembukaan setelahnya dalam time frame H1. Fenomena inilah yang biasa disebut sebagai gap harga, karena tidak ada transaksi pada level harga tersebut. Loncatan ini bisa naik (gap up) maupun turun (gap down) .
Loncatan naik atau gap up berarti terjadi lonjatan pada harga pembukaan sesi berikutnya, sehingga terdapat celah kosong antara harga penutupan sebelumnya dengan pembukaan berikutnya akibat demand yang tinggi. Seperti contoh saham $ACES pada perdagangan terakhir (29/05/20) yang membentuk gap antara harga penutupan candle sebelumnya di harga 1485, dan pembukaan selanjutnya di harga 1555. Harga pembukaan ini sekaligus menjadi harga penutupan market pada sesi kedua hari Jumat (29/05) pukul 15.00 WIB kemarin.
Sebaliknya, gap down berarti terjadi loncatan harga ketika pembukaan sesi berikutnya lebih rendah dari harga penutupan sebelumnya. Gap down ini terjadi karena terdapat order jual dalam jumlah cukup besar pada suatu periode waktu tertentu, yang biasanya diakibatkan oleh berita buruk, likuiditas kecil, rilis laporan keuangan, maupun downgrade rating suatu saham dari index. Sebagai contoh pada chart di bawah ini, sesi penutupan perdagangan kemarin terjadi gap down saham $BBCA antara penutupan sebelumya di harga 26300 dan pembukaan di harga 25950 pada pukul 15.00 WIB (29/05/20) saat penutupan market pekan kemarin.
Lalu bagimana caranya memanfaatkan gap ini untuk trading ?
Selengkapnya: Teknik Meraih Profit Memanfaatkan Gap
Eksklusif untuk member Private Trading Room (PTR)
Selain mendapatkan riset investasi eksklusif di atas, Member Private Investing Trading Room (PTR) juga akan mendapatkan rekomendasi saham-saham layak trading lengkap dengan instruksi jual beli tiap hari hingga konsultasi portofolio dan sinyal kapan saja.
Daftar sekarang
Link registrasi : yefadvisor.com/register
Market Intelligent: Jack Darmono (JD)
Editor: Novi DA
Graphic Designer: Hayu Winursita Linuhung