Amerika Serikat akan menentukan siapa presiden mereka yang baru dalam pemilihan umum yang akan diselenggarakan hari Selasa 5 November 2024
Bagaimana jika Donald Trump kembali menjadi presiden AS?
Untuk menjawabnya kita perlu mempelajari kepemimpinan Trump sebelumnya. Selama Donald Trump menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat dari Januari 2017 hingga Januari 2021, pasar saham global, termasuk di Indonesia, mengalami berbagai dinamika. Berikut adalah beberapa poin utama yang berkaitan dengan pasar saham di Indonesia selama periode tersebut:
1 Dampak Kebijakan Ekonomi AS (Capital Outflow)
Trump menerapkan kebijakan “America First” yang berfokus pada penguatan ekonomi domestik AS melalui pemotongan pajak korporasi besar-besaran dan deregulasi. Kebijakan ini memberikan dampak positif pada pasar saham AS namun menciptakan ketidakpastian bagi pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. Aliran modal global cenderung mengalir ke AS, yang menyebabkan potensi capital outflow dari pasar saham negara-negara berkembang seperti indonesia.
2 Kenaikan Suku Bunga The Fed
Salah satu dampak dari kebijakan ekonomi Trump adalah peningkatan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed) dalam periode ini. The Fed menaikkan suku bunga beberapa kali antara 2017 dan 2019, yang menguatkan nilai dolar AS. Kenaikan suku bunga ini mendorong investor global untuk beralih ke aset berbasis dolar, mengurangi minat mereka pada pasar saham Indonesia dan menekan rupiah.
3. Perang Dagang AS-China
Trump melancarkan perang dagang dengan China, yang meningkatkan ketidakpastian global. Pada 2018-2019, perang dagang ini mempengaruhi rantai pasokan global dan sentimen investor di pasar negara berkembang. Di Indonesia, sektor-sektor yang terkait dengan ekspor, seperti komoditas dan manufaktur, mengalami volatilitas karena ketidakpastian permintaan global.
4. Performa IHSG di Tengah Volatilitas Tinggi
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami gejolak volatilitas tinggi yang bervariasi selama masa kepemimpinan Trump. Volatilitas Turun diperburuk di masa kepemimpinan Trump muncul akibat pandemi Covid19. Meski beberapa sektor mengalami tekanan akibat aliran modal keluar dan ketidakpastian global, sektor-sektor seperti Keuangan, konsumen dan infrastruktur tetap menjadi penopang utama IHSG. Misalnya, Saham perbankan, barang konsumsi dan properti di Indonesia relatif stabil, didorong oleh permintaan domestik yang kuat.
Kesimpulan
Selama periode kepemimpinan Trump, kinerja saham di Indonesia menghadapi tantangan dari aliran modal keluar akibat kebijakan suku bunga AS yang tinggi, dampak perang dagang, dan ketidakpastian ekonomi global. Namun, dengan fondasi permintaan domestik yang kuat, IHSG tetap stabil meski menghadapi volatilitas tinggi. Pada akhir masa jabatannya, IHSG bahkan mulai pulih seiring dengan stimulus ekonomi global di tengah pandemi.