Close

Dampak Reshuffle Kabinet Terhadap Kinerja IHSG

Pada Sidang Kabinet Paripurna yang dilaksanakan pada 18 Juni lalu di Istana Negara, Presiden Jokowi untuk pertama kalinya menyinggung rencana reshuffle kabinet pada periode keduanya menjabat sebagai Presiden. Munculnya rencana reshuffle kabinet ini disebabkan kekecewaan terhadap kinerja sejumlah menterinya yang dirasa cukup mengecewakan atau terkesan lamban dan menyepelekan situasi krisis ekonomi akibat adanya pandemi COVID-19. Presiden Jokowi bahkan secara terang-terangan sudah memikirkan wacana untuk merombak kabinetnya tersebut serta opsi pembubaran beberapa lembaga pemerintahan yang dirasa kinerjanya kurang maksimal.

Lalu, apakah terjadinya reshuffle kabinet pemerintahan dapat mempengaruhi pasar saham ?

Kali ini kami akan membahas apakah ada keterkaitan dan pengaruh antara terjadinya reshuffle kabinet yang dilakukan oleh pemerintahan Presiden Jokowi terhadap kinerja pasar saham.

Adanya langkah reshuffle kabinet pemerintahan secara teori tentunya bisa menjadi sentimen yang dapat mempengaruhi pergerakan pasar saham. Namun apakah adanya perombakan kabinet ini berdampak baik atau buruk bagi pergerakan IHSG akan kami bahas pada artikel ini. Sebagai investor maupun trader, informasi serta analisa terkait hal-hal seperti ini sangat penting. Karena dengan mengetahui hal ini, anda dapat membaca dan mengantisipasi bagaimana pergerakan IHSG.

Bagaimana pengaruh reshuffle kabinet terhadap kinerja IHSG pada masa pemerintahan Presiden Jokowi?

Berdasarkan tabel di atas, reshuffle kabinet semasa pemerintahan periode pertama Presiden Jokowi terjadi pertama kali pada tanggal 12 Agustus 2015. Ketika itu, reshuffle terjadi setelah 10 bulan sejak dibentuknya kabinet tersebut. Pengaruhnya ternyata cukup memberikan sentimen positif bagi kinerja IHSG. Meskipun terjadi koreksi sebesar -3,10% saat hari pengumuman reshuffle, namun dampak positifnya terasa setelah pengumuman tersebut atau tepat pada tanggal 13 Agustus 2015 IHSG mengalami kenaikan kinerja sebesar 2,43%. Menurut analisa kami hal ini terjadi karena posisi menteri yang terkena reshuffle cukup strategis yaitu terdapat 3 posisi menteri kordinator yaitu Menko Polhukam, Menko Perekonomian, Menko Kemaritiman serta jabatan Seskab memberikan sentimen yang cukup positif bagi kinerja IHSG ketika itu.

Reshuffle kedua yang terjadi pada masa pemerintahan Presiden Jokowi terjadi pada tanggal 27 Juli 2016. Kali ini reshuffle melibatkan posisi yang juga strategis yaitu Menko Polhukam serta figur Sri Mulyani yang mengisi posisi Menteri Keuangan, selain itu posisi strategis seperti Menteri Perdagangan dan Perindustrian ikut pula dirombak. Dampak sentimen positif sangat terasa pada reshufflei kali ini, dimana IHSG mengalami penguatan sebesar 0,96% saat hari pengumuman reshuffle serta menguat 0,47% hari berikutnya.

Untuk reshuffle jilid III, terjadi secara bertahap selama tahun 2018. Pada tanggal 17 Januari 2018, Presiden Jokowi merombak posisis di Kementerian Sosial serta posisi strategis Kepala Staf Kepresidenan. Dampaknya juga cukup memeberikan sentimen positif bagi pasar saham karena IHSG mengalami kenaikan 0,23% saat hari pengumuman reshuffle dan juga kembali menguat di hari berikutnya sebesar 0,44%.

Pada tanggal  15 Agustus Presiden Jokowi kembali melakukan reshuffle untuk posisi Menteri PANRB karena keluarnya Partai Amanat Nasional (PAN) dari koalisi pemerintahan. Hal ini ternyata memberikan sentimen negatif, karena IHSG mengalami koreksi sebesar -0,56% di hari berikutnya. Ini juga menjadi satu-satunya dampak reshuffle kabinet yang memberikan dampak koreksi bagi IHSG di hari setelah pengumuman reshuffle. Sedangkan reshuffle terakhir yang dilakukan Presiden Jokowi sejauh ini adalah pada tanggal 24 Agustus 2018. Kali ini Presiden Jokowi merombak posisi Menteri Sosial karena terjerat skandal kasus dugaan korupsi. Hasilnya cukup memberikan sentimen positif bagi pasar saham karena IHSG justru menguat sebesar 0,96% setelah pengumuman reshuffle.

Kesimpulan

Berdasarkan data historis, ternyata kebijakan reshuffle kabinet pemerintahan bisa memberikan dampak berupa sentimen positif maupun negatif bagi pergerakan pasar saham di Indonesia atau IHSG. Ketika perombakan melibatkan posisi strategis seperti posisi Menko ataupun melibatkan figur penting, maka IHSG cenderung mengalami kenaikan. Sedangkan ketika perombakan terjadi karena adanya penarikan dukungan suatu partai dari koalisi pemerintahan justru memberikan sentimen negatif meskipun hanya bersifat sesaat.

Menurut analisa kami, seandainya Presiden Jokowi jadi melakukan reshuffle akibat kinerja menteri-menterinya yang kurang memuaskan selama masa pandemi ini maka berpotensi untuk memberikan sentimen positif. Karena dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah soal penanganan pandemi serta perbaikan ekonomi kedepannya. Serta dapat pula memberikan sentimen positif bagi pelaku pasar saham terhadap perekonomian Indonesia, yang bisa segera mengalami recovery setelah mengalami krisis.

Investasi bersama YEF dengan Join Private Investing Room, dapatkan rekomendasi saham layak investasi lengkap dengan investing plan, panduan akumulasi sampai distribsusi dan juga dapat berkonsultasi dengan tim advisor untuk memperbaiki portofolio atau merancang rencana investasi

Join Private Investing Room sekarang juga

Market Intelligent: Danny Ramadhan
Editor: Novi DA

Social Share