Istilah falling knife atau pisau jatuh mungkin terdengar asing bagi sebagian trader maupun investor. Istilah ini sendiri merujuk kepada terjadinya koreksi harga saham secara signifikan, sehingga mendorong trader dan investor mencoba menangkapnya di harga bawah. Seringnya ketika berusaha menerka-nerka dan membeli di lowest price menurut mereka, ternyata harganya masih turun lebih dalam lagi atau malah harganya tidak mengalami reversal sehingga mengalami floating loss bahkan kerugian yang sangat besar.
Istilah falling knife atau pisau jatuh mungkin terdengar asing bagi sebagian trader maupun investor. Istilah ini sendiri merujuk kepada terjadinya koreksi harga saham secara signifikan, sehingga mendorong trader dan investor mencoba menangkapnya di harga bawah. Seringnya ketika berusaha menerka-nerka dan membeli di lowest price menurut mereka, ternyata harganya masih turun lebih dalam lagi atau malah harganya tidak mengalami reversal sehingga mengalami floating loss bahkan kerugian yang sangat besar.
Memang, sebuah saham yang sedang falling knife dapat mengalami rebound atau juga dikenal dengan istilah whipsaw. Namun, yang patut diwaspadai adalah ketika ternyata saham tersebut belum mulai mengalami rebound dan malah harganya terjun semakin dalam. Salah satu faktor random pada falling knife sendiri adalah waktu. Tidak ada jangka waktu pasti, kapan falling knife bisa berlangsung. Falling knife bisa terjadi dalam jangka waktu seminggu, sebulan, dua bulan bahkan lebih. Maka dari itu, timing menjadi sesuatu yang sangat penting ketika trader dan investor ingin memanfaatkan momentum falling knife untuk mendapatkan profit dari saham yang mereka inginkan.
Istilah falling knife sendiri sebenarnya memang menjadi rujukan agar seorang trader dan investor, tidak terjun pada saham yang sedang mengalami falling knife atau sebaiknya play safe saja. Namun, momentum tejadinya falling knife dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan profit jumbo meskipun juga terdapat risiko yang jumbo juga. Apabila kita dapat masuk pada timing yang tepat saat harga sudah mencapai titik terendahnya, maka kita bisa mendapatkan profit yang sangat besar ketika harga tersebut mulai mengalami rebound hingga ke harga normalnya.
Demi mengurangi potensi terjadinya kerugian, biasanya trader menggunakan indikator-indikator teknikal serta membaca pola chart dalam menentukan waktu atau timing yang tepat untuk masuk ke saham yang mengalami falling knife. Tetapi, hal ini juga sangat sulit karena resiko kesalahan akibat berbagai faktor tetap ada.
Baca Juga: Strategi Bottom Fishing
Sedangkan untuk para investor jangka panjang, mungkin akan lebih mudah dalam memanfaatkan momentum falling knife ini. Hal ini dikarenakan jika dilihat dari aspek fundamentalnya, ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan terjadinya falling kinfe, seperti laporan keuangan. Biasanya, perusahaan yang baru mengeluarkan laporan keuangannya berpotensi mengakibatkan harga sahamnya tidak stabil atau volatile. Hal ini bisa diakibatkan karena ekspektasi finansialnya yang tidak sesuai harapan. Selain itu, bisa juga karena kinerja fundamentalnya dalam beberapa waktu terakhir mengalami penurunan, seperti revenue dan laba bersihnya yang terus turun tiap tahunnya dan juga bisa disebabkan karena adanya permasalahan yang menyebabkan citra perusahaan menjadi jelek dihadapan publik.
Disinilah para investor harus bisa membaca situasi, apakah terjadinya falling knife ini bersifat sementara atau tidak. Apabila hanya sementara, ini bisa dijadikan momentum untuk para investor melakukan aksi beli karena dalam jangka panjang berpotensi mengalami rebound dan kembali masuk ke fase uptrend.
Studi Kasus
Kita ambil contoh menangkap pisau jatuh di saham $BGTG yang sempat meroket dibulan Februari sampai Maret yang lalu. Melihat pola pergerakan harga BGTG yang cukup ekstrim, banyak trader yang menjadi korban penurunannya karena membeli tanpa analisa atau asal beli karena berharap BGTG bisa kembali naik signifikan. Hasilnya saham $BGTG sampai hari ini turun signifikan hingga ARB. Hal ini yang disebut sebagai falling knife atau pisau jatuh.
Lalu, bagaimana cara menangkap peluang penurunan harga saham dan terhindar dari tertusuk pisau jatuh?
1. Analisa Teknikal Identifikasi Support
Ketika harga mengalami penurunan signifikan, hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan analisa support. Cari support yang berpotensi menjadi reversal point.
2. Analisa volume transaksi
Setelah melakukan analisa support, yang juga tidak kalah penting adalah analisa volume transaksi. Seringkali penurunan palsu tidak diikuti volume besar, tapi mungkin saja volume kecil karena memang kapitalisasi pasar yang kecil atau kurang likuid. Saham-saham yang kurang likuid sebaiknya dihindari, karena berpotensi membentuk gap-gap yang membuat sistem proteksi tidak berfungsi. Apalagi apabila modal anda besar, likuiditas transaksi sangat penting.
3. Buat Trading Plan
Setelah secara volume sesuai standar, kemudian buat trading plan yang jelas. Dimana harga beli, harga jual secara profit sampai dengan loss apabila ternyata harga bergerak turun lanjut. Kebanyakan trader pemula menangkap pisau jatuh karena mereka tidak mau membuat proteksi atau pembatasan kerugian, apabila mereka salah posisi.
4. Sebelum entry pastikan signal sudah buy.
Setelah trading plan sudah dibuat, tinggal menunggu momentum buy muncul dan jangan mendahului signal karena bisa berakibat fatal.
5. Gunakan fitur Stoploss otomatis
Apabila sudah melakukan pembelian, trader wajib memasang proteksi stoploss otomatis yang tersedia di online trading. Fitur ini wajib ada untuk trader, karena kebanyakan enggan untuk melakukan pembatasan risiko secara manual.
Apabila anda masih mengalami kesulitan dalam analisa teknikal seperti menentukan support kuat dan volume transaksi, atau menentukan signal buy dan sell, Join Private Trading Room sekarang untuk mendapatkan itu semua!
Dengan menjadi member Private Trading Room (PTR), anda akan mendapatkan rekomendasi yang lengkap dengan trading plan, instruksi buy sampai dengan jual serta anda juga dapat melakukan konsultasi untuk memecahkan persoalan trading setiap hari.
Daftar sekarang Link registrasi : https://yefadvisor.com/ptr/
Sumber: Investopedia.com
Market Intelligent: Danny Ramadhan & Jack Darmono Editor: Avicenna JM Cover Designer: Hayu Winursita Linuhung