Kendaraan merupakan alat transportasi yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Hal tersebut menjadikan industri otomotif memilki peran penting dalam perekonomian suatu negara, Indonesia salah satunya.
Indonesia merupakan salah satu negara tujuan utama investasi di sektor industri otomotif. Berdasarkan data pada tahun 2018, industri otomotif mengalami pertumbuhan sebesar 7%. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat terdapat 17 merek mobil yang telah memproduksi atau merakit kendaraannya di dalam negeri. Sepanjang 2018, produksi kendaraan nasional menyentuh 1,34 juta, atau paling tinggi dalam 5 tahun terakhir. Sepanjang tahun 2018, produksi Toyota tercatat sebanyak 531,573 unit, sementara Daihatsu sebanyak 201.387 unit. Penjualan di pasar domestik kedua merek tersebut masing-masing sebanyak 352.161 unit dan 202.738 unit. Sementara untuk ekspor utuh, sebanyak 89.627 unit dan 117.182 unit.
Baca Juga: Nikel Investasi Energi Masa Depan
Peningkatan penjualan industri otomotif dalam negeri pada tahun 2018 dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah :
- Konsistensi Kebijakan
- Pembatasan Kendaraan Berdasarkan Usia Kendaraan
- Pasar Ekspor
Namun hal yang berbeda terjadi pada tahun 2019. Industri otomotif Indonesia mengalami penurunan cukup signifikan, yaitu sebesar -10,8%. Total penjualan mobil di pasar domestik sepanjang tahun 2019 hanya 1.026.921 unit, yang artinya mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 1.151.413.
Penurunan tersebut dirasakan oleh raksasa otomotif Indonesia, Toyota Astra Motors (TAM). Sepanjang tahun 2019, TAM mengalami penurunan penjualan sebesar -7,9%. Tercatat, sepanjang tahun 2019 Grup Astra hanya mampu menjual 536,4 ribu unit mobil di pasar domestik. Toyota mencatatkan penjualan sebesar 333,2 ribu unit mobil, masih menjadi merek terlaris di Indonesia. Meski begitu, jumlahnya menurun dibandingkan 2018 yang sebesar 353,5 ribu unit mobil. Penjualan mobil Daihatsu juga berkurang 12,6%; Isuzu 3,2%; dan Peugeot 7,2%.
Penurunan penjualan industri otomotif dalam negeri pada tahun 2019 dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah:
- Kondisi Politik Dalam Negeri
Kondisi politik yang mulai memanas di awal tahun 2019 sampai dengan Oktober kemarin membuat konsumen “wait and see“, untuk membeli barang yang sifatnya jangka panjang. - Kondisi Ekonomi Dalam Negeri
Pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang cenderung stagnan, membuat masyarakat mendahulukan kebutuhan primer. - Permintaan Kenaikan Upah Minimum Regional (UMR)
Permintaan kenaikan UMR oleh buruh dilakukan dengan demonstrasi dan membuat produksi mobil terhambat hingga membuat pasokan terbatas. - Suku Bunga
Suku bunga pinjaman di Indonesia tergolong tinggi dibandingkan dengan negara lain, hal ini membuat masyarakat berpikir ulang untuk membeli kendaraan. - Tarif BBN-KB
Tarif BBN-KB (Bea Balik Nama – Kendaraan Bermotor) yang tinggi dan juga dibebankan kepada konsumen, membuat masyarakat menahan belanja yang pada akhirnya penjualan dan penerimaan pemerintah dari sektor otomotif juga melambat. - Impor
Bottom Line
Industri otomotif tidak dapat dilepaskan dari salah satu faktor pendukung pertumbuhan ekonomi. Jika Industri otomotif mengalami peningkatan, bisa dikatakan konsumsi masyarakat juga meningkat yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi meningkat pula. Sebaliknya, jika konsumsi masyarakat melambat, maka akan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang stagnan atau melambat. Diperlukan peran pemerintah dalam meningkatakan geliat industri otomotif, dari segi regulasi maupun kegiatan-kegiatan lainnya yang mendukung pertumbuhan industri otomotif.
Sebagai investor yang ingin berinvestasi di saham-saham otomotif tentu harus memahami hal-hal seperti di atas. Pertumbuhan industri otomotif bisa menjadi sentimen yang baik dan katalis untuk emiten-emiten otomotif seperti $ASII dan $AUTO.
Lalu, bagaimana proyeksi harga saham industri otomotif seperti $ASII dan $AUTO di tahun 2020?
Selengkapnya: Proyeksi $ASII & $AUTO di Tahun 2020
Join Private Investing Room Syariah (PIRS) untuk akses konten eksklusif investasi seperti di atas , dan dapatkan rekomendasi saham syariah layak investasi, update Smart Fund Signal tiap hari, dan bebas konsultasi masalah investasi seperti money management dan restructuring portfolio.
Daftar sekarang
Link registrasi : yefadvisor.com/register
Market Intelligent : Jack Darmono
Editor: Muhammad Avicenna Jauhar Maknun
Cover Designer: Hayu Winursita Linuhung