Seperti yang sudah kami bahas pada artikel-artikel sebelumnya baik itu YEF Edu ataupun Stockcall bahwa IHSG sedang konsolidasi. Banyak trader mengeluh dengan kondisi ini apalagi trader yang secara spesifik trading di saham-saham Bluechip yang berkorelasi signifikan dengan IHSG. Trading membutuhkan ruang gerak yang artinya apabila mayoritas saham mendatar akan sangat sulit untuk mencari profit.
Disaat konsolidasi seperti sekarang ini trading menjadi sangat membosankan dan banyak jebakan seperti false breakout. Tidak heran banyak trader memilih untuk libur menunggu IHSG kembali bergairah.
Apa yang menyebabkan IHSG Konsolidasi?
Tentu saja disebabkan oleh buying power yang lemah. Tidak mungkin sebuah harga naik tanpa adanya buying power yang kuat, apalagi kita berbicara dengan skala yang besar yaitu indeks harga saham gabungan. Didalam IHSG terdapat saham-saham penggerak yang memiliki kapitalisasi pasar yang besar. Ketika saham-saham penggerak ini bergerak mendatar/konsolidasi secara otomatis IHSG juga akan bergerak mendatar. Untuk menggerakan saham-saham yang memiliki kapitalisasi pasar yang besar tentunya butuh buying power yang kuat yang hanya dimiliki oleh big fund dan publik mayoritas.
Lalu apa yang menyebabkan buying power lemah?
Menurut data yang kami miliki hasil dari diskusi dan konsultasi member-member kami terkumpul beberapa poin yang menyebabkan mereka “malas” dan “bosan” bertransaksi dibursa saham dalam negeri
1 Ketidakpastian Kebijakan Pemerintah Terkait PPKM
Menurut kami kebijakan pemerintah terkait perpanjangan PPKM beberapa bulan terakhir ini mengandung ketidakpastian. Bayangkan pengumuman selalu mendadak di hari terakhir dan malam hari sehingga menyebabkan pasar “shock” diperdangan esok paginya dan ini terus-terusan terjadi.
Ketidakjelasan kapan berakhirnya PPKM ini juga ikut memberikan outlook negatif terhadap ekonomi riil yang pasti akan berdampak kedepannya. Pelaku pasar yang memiliki bisnis akan menarik dananya dari pasar untuk main aman antisipasi bisnis riil mereka yang terdampak kebijakan PPKM.
2. Jam Trading Belum Normal
Trading adalah aktifitas yang berpacu pada waktu, semakin longgar waktunya semakin menguntungkan dan semakin sempit waktunya tentunya semakin merugikan. Sejak tahun lalu bursa membatasi jam trading hanya sampai dengan jam 15:00 sehingga secara keseluruhan jam trading berkurang 90 menit tidak termasuk preopening, preclosing dan post trading. Ini menjadi alasan banyak trader yang tidak sepakat dengan ini menarik dana mereka karena menganggap jam trading bursa saham tidak menarik.
Menurut konsultasi beberapa member bahkan mengalihkan dananya dibursa luar atau BTC karena kesal dengan jam trading yang tidak kunjung kembali seperti dulu
3. Batasan Auto Reject Bawah
Selain jam trading yang dipangkas, batasan Auto Reject Bawah juga dibatasi oleh bursa sejak tahun lalu. Tujuannya baik untuk membatasi kejatuhan harga akibat panic selling. Masalahnya panic selling sekarang ini sudah tidak ada. Dengan batasan ARB ini membuat harga saham flat dan tidak menarik dimata trader.
Nah itulah 3 poin yang menurut kami penyebab mengapa bursa saham dalam negeri membosankan beberapa bulan terakhir. Kami berharap pihak bursa dan pemerintah memperhatikan hal ini agar IHSG kembali bergairah dan masyarakat kembali aktif bertransaksi dibursa.