Industri perbankan di Indonesia menjadi salah satu industri yang paling parah terkena dampak pandemi COVID-19. Bahkan kinerja harga saham emiten-emiten perbankan dalam negeri anjlok sejak pandemi ini mengalami outbreak pada bulan Maret lalu. Indeks INFOBANK15 tercatat sudah mengalami koreksi yang cukup dalam, yaitu sebesar -33% sejak bulan Maret lalu hingga perdagangan terakhir.
Memang bukan hanya industri perbankan saja yang mendapatkan pukulan telak akibat pandemi ini. Namun, industri ini dirasa sebagai salah satu yang paling krusial karena sebagai penggerak roda perekonomian negara. Industri perbankan sebagai mana diketahui merupakan penyalur dana modal bagi umkm, individu bahkan korporasi. Jadi ketika industri ini mengalami krisis, maka otomatis perekonomian negara pun akan mengalami hal yang sama.
Baca Juga: Prospek SMCB Setelah Di Akuisisi TCC
Pada artikel kali ini, kami akan membahas tantangan apa saja yang dihadapi oleh industri perbankan di tengah masa pandemi COVID-19. Tantangan ini tentunya bisa membuat kinerja industri perbankan semakin anjlok jika tidak diantisipasi dengan baik oleh emiten-emiten perbankan itu sendiri, dan pada akhirnya membuat kinerja harga saham maupun kinerja keuangannya mengalami penurunan.
Apa saja tantanggan yang sekiranya dihadapi industri perbankan saat pandemi ini?
Meningkatnya risiko kredit macet
Pandemi COVID-19 berimbas pada seluruh kegiatan perekonomian maupun bisnis berbagai sektor usaha, mulai dari UMKM hingga korporasi besar. Akibatnya pendapatan mereka pun turun dan menyebabkan debitur mengalami kesulitan untuk membayar kreditnya kepada bank. Alhasil, nilai non performing loan atau NPL berpotensi naik dan menyebabkan kinerja emiten perbankan menurun.
Perlu digaris bawahi, untuk sektor UMKM sendiri sudah mendapatkan relaksasi dari kebijakan pemerintah tentang adanya subsidi pembiayaan bagi para pelaku usahanya. Sehingga beban emiten perbankan untuk menghadapi risiko kredit bermasalah dari sektor ini setidaknya menjadi lebih ringan.
Baca Juga: Risiko Bisnis $BBRI Di Tengah Wabah Corona
Namun tantangan yang sangat besar terjadi di sektor korporasi, karena nilai kredit yang besar dan belum adanya relaksasi dari pemerintah menyebabkan peluang terjadinya kredit bermasalah sangat besar. Hingga saat ini pun salah satu jalan keluar yang diupayakan oleh emiten perbankan adalah melalui restrukturisasi kredit, untuk mengevaluasi ulang kelayakan kredit dari debitur sektor korporasi.
Revenue yang menurun dan mengakibatkan kinerja keuangan menjadi buruk
Dampak dari pandemi COVID-19 ini juga akan menyebabkan net interest margin atau NIM yang menjadi salah satu sumber pendapatan perbankan akan menurun. Hal ini ada kaitannya juga dengan pembahasan kredit macet seperti yang di jelaskan di atas, karena di tengah pandemi ini tentunya pertumbuhan kredit perbankan akan melambat dan pendapatan bunga yang dihasilkan pasti akan ikut turun. Maka dari itu, emiten perbankan dituntut untuk mencari solusi seperti fokus mendorong pendapatan non bunga atau fee based income, untuk menutupi penurunan dari pendapatan bunya.
Cyber security risk
Selain dari tantangan yang berkaitan dengan finansial, adapula tantangan mengenai keamana transaksi maupun data perbankan. Semenjak pandemi merebak, kebanyakan kegiatan perbankan dilakukan secara online atau digital dan tentunya hal ini berpotensi menyebabkan risiko serangan cyber semakin tinggi. Emiten dituntut untuk bisa menciptakan kegiatan transasksi secara online yang seefektif dan seaman mungkin untuk nasabahnya.
Kesimpulan
Pandemi COVID-19 menyebabkan begitu banyak tantangan dan risiko yang dihadapi emiten perbankan dan mengharuskan emiten-emiten tersebut untuk mencari solusinya agar dapat survive di tengah krisis seperti sekarang ini. Sudah sepatutnya kita sebagai investor untuk tetap mengamati kinerja emiten perbankan dan tetap harus hati-hati jika ingin berinvestasi pada emiten perbankan, karena tetap harus melihat bagaimana kinerjanya.
Nah, jika anda saat ini sedang berinvestasi atau akan berinvestasi di saham perbankan seperti BBRI BBCA BMRI atau BBNI, anda bisa berkonsultasi terlebih dahulu dengan tim YEF Advisor untuk menentukan saham apa yang paling menarik dan aman untuk investasi di tengah pandemi COVID-19. Anda dapat menghubungi kami melalui Telegram dan WhatsApp.
Jika anda belum menjadi member, silahkan Daftar sekarang
Link registrasi : yefadvisor.com/register
Market Intelligent: Danny Ramadhan
Editor: Novi DA
Graphic Designer: Hayu Winursita Linuhung