Dalam sepekan ini, $IHSG tercatat mengalami kenaikan dari support psikologis 6000. Kenaikan IHSG ini masih dimanfaatkan untuk “jualan” investor asing, dibuktikan dengan net foreign sell yang tercatat Rp 1,3 triliun di pasar reguler. Aksi jual ini merupakan sentimen capital outflow dari pasar dalam negeri. Sentimen ini pun juga didukung dengan deficit neraca perdagangan sebesar 160 juta US Dollar pada September 2019. Kondisi tersebut diperparah dengan turunnya cadangan devisa sebesar US$2,1 miliar.
Nah, melihat kondisi ini kami juga memiliki temuan menarik dari analisis teknikal rupiah terhadap dollar.
Secara teknikal, saat ini USDIDR sedang dalam koreksi jangka menengah sejak awal tahun dari puncak tertinggi 15250. USDIDR bergerak cukup stabil di kisaran resist 14530 dengan support di 13900. Saat ini harga sedang menguji minor resist downtrend line, yang jika ditembus berpotensi menyebabkan pergerakan mengarah ke resist 14530. Kenaikan ke level tersebut juga menandai dimulainya fase koreksi.
Kami memproyeksikan USDIDR akan mengarah kembali keatas 15000, dan menguji puncak tertinggi 15250 pada akhir tahun 2019 sampai dengan kuartal pertama tahun depan. Kenaikan ini akan menyempurnakan pola rounding bottom yang saat ini sedang dibentuk.
Pelemahan rupiah ini tentu menjadi sentiment yang kurang positif untuk pasar saham dalam negeri. Terutama emiten yang memiliki utang dalam USD dan importir.
Anda sudah baca analisis teknikal MNC Group?
Kalau belum, baca disini: Analisis Teknikal $MNCN, $BMTR, dan $BHIT
Belum jadi member PTR?
Join Private Trading Room (PTR) untuk mendapatkan rekomendasi dan panduan trading saham. Anda juga dapat berkonsultasi untuk memastikan sinyal pergerakan saham jangka pendek dan menengah.
Daftar sekarang,
Link registrasi : yefadvisor.com/register
Market Intelligent: Yusuf Efendi
Editor: Muhammad Avicenna Jauhar Maknun