Close

5 Saham Big Caps Berkinerja Terburuk Sepanjang Tahun 2024

Tahun 2024 menjadi periode yang penuh tantangan bagi investor saham Indonesia. Beberapa saham big caps, yang biasanya menjadi andalan investor karena fundamentalnya yang dianggap kuat, justru mengalami penurunan harga yang signifikan. Berikut lima saham big caps berkinerja terburuk sepanjang tahun 2024, diurutkan berdasarkan penurunan harga sahamnya dari yang terdalam:

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)

Market Cap: IDR 268 T

Return 1 Tahun: -31.39%


Penurunan harga saham TLKM menjadi yang paling tajam di antara big caps lainnya pada tahun 2024. Saham ini tertekan akibat penurunan laba serta peningkatan belanja modal yang cukup besar. Investor juga mencermati persaingan yang semakin ketat di sektor telekomunikasi, terutama dengan masuknya pemain baru yang menawarkan harga lebih kompetitif.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)

Market Cap: IDR 618 T

Return 1 Tahun: -28.73%
Sebagai bank dengan fokus utama pada sektor UMKM, kinerja BBRI terkena dampak dari perlambatan ekonomi domestik. Penurunan kualitas kredit serta tekanan pada margin bunga bersih (NIM) menjadi salah satu faktor utama di balik turunnya harga saham.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)

Market Cap: IDR 162,243 T

Return 1 Tahun: -19.07%
BBNI juga mengalami penurunan yang cukup tajam di tahun 2024, terutama akibat ketidakpastian ekonomi global dan domestik. Investor cenderung menjual saham BBNI untuk antisipasi perlambatan ekonomi.

PT Petrindo Jaya Kreasi (CUAN)

Market Cap: IDR 125,066 T

Return 1 Tahun: -17.13%

Penurunan harga saham milik Prajogo Pangestu ini lebih banyak disebabkan oleh aksi profit taking setelah reli panjang di tahun sebelumnya.

PT Astra International Tbk (ASII)

Market Cap: IDR 198,369 T

Return 1 Tahun: -13.27%
Meskipun penurunannya tidak sedalam saham lainnya, ASII tetap masuk dalam daftar ini. Saham ASII menghadapi tekanan dari persaingan ketat penjualan otomotif, khususnya di segmen kendaraan roda empat. Selain itu, kenaikan suku bunga juga memberikan dampak negatif terhadap daya beli konsumen di sektor otomotif.

Kesimpulan: Investasi Saham Berdasarkan Market Cap Tidak Selalu Jaminan Aman

Penurunan signifikan pada kinerja lima saham big caps di tahun 2024 membuktikan bahwa ukuran kapitalisasi pasar yang besar tidak selalu menjamin keamanan investasi. Saham dengan market cap besar memang sering dianggap lebih stabil karena memiliki fundamental yang kuat dan posisi pasar yang dominan.

Apabila kelesuan saham-saham big caps masih berlanjut ditahun 2025, saham apa yang berpotensi naik ditahun 2025?

Inilah salah satu saham unggulan yang berpotensi naik signifikan ditahun 2025, fundamental dan teknikal sangat mendukung untuk menjadi top gainer ditahun 2025!

Temukan sahamnya diatas dan saham pilihan lainnya di layanan PIR dan PIR Syariah!


Social Share