Analisis Inter-market merupakan salah satu pendekatan analisis untuk melihat bagaimana pergerakan pasar berdasarkan hubungannya dengan asset classes lainnya, yaitu pasar saham, pasar obligasi, pasar komoditas dan pasar uang. Analisis inter-market dikenalkan John J. Murphy karena melihat bahwa pergerakan antar pasar instrumen saling mempengaruhi satu sama lain.
Menurut John J. Murphy terdapat hubungan antara pasar saham dengan pasar uang, pasar uang dengan komoditas, komoditas dengan obligasi, obligasi dengan saham dan kemungkinan hubungan lainnya pada kondisi ekonomi tertentu. Dengan mengetahui hubungan yang dapat terjalin tersebut, akan membantu investor dalam menentukan strategi investasi yang tepat.
John menjelaskan analisis inter-market dilakukan berdasarkan hubungan asset classes terhadap indikator makroekonomi. John menjelaskan dua kondisi, inflationary environtment dan deflationary environtment.
Disebutkan John pada inflationary environtment, atau pertumbuhan ekonomi dengan inflasi normal, pasar saham dan pasar obligasi akan berkorelasi positif. Pada kondisi ini, pemerintah akan memberlakukan kebijakan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan. Pada inflationary environtment, saham akan merespon positif ketika terjadi penurunan suku bunga beriringan dengan naiknya harga obligasi. Dengan suku bunga yang rendah, maka perekonomian akan terstimulus dan mendorong laba perusahaan. Ketika pasar obligasi bergerak naik pada inflationary environtment, maka pasar saham juga akan bergerak naik, vice versa. Hubungan inter-market pada obligasi dan pasar komoditas berlawanan arah begitu juga pada pasar uang dan pasar komoditas.
Ketika siklus bisnis telah mencapai puncak, maka pertumbuhan akan cenderung turun, Menurut John pada kondisi deflationary environtment. Kondisi ini digambarkan pada Krisis Keuangan Asia 1998. Dimana pemerintah memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan. Akan tetapi kebijakan ini menjadi bumerang di beberapa negara karena tingginya suku bunga yang menyebabkan kurangnya supply uang. Deflasi kemudian mengancam pasar saham karena investor beralih dari saham ke obligasi. Pada deflationary environtment, hubungan inter-market diantara saham dan obligasi berlawanan arah, begitu pula dengan hubungan pasar obligasi dan komoditas, pasar obligasi dan pasar uang. Pada kondisi deflationary environtment dikatakan John, pasar saham dan komoditas akan berjalan positif.
Kondisi tersebut dijelaskan John terjadi pada pasar Amerika sebagai negara yang paling berpengaruh pada pasar secara global, dimana hubungan inter-market terjadi hanya pada satu wilayah. Jika menilik negara berkembang, analisis inter-market dilakukan dengan melihat kondisi pasar saham dunia. Hal tersebut dilakukan karena ketika pasar saham negara A menguat, dapat berlaku kebalikan di pasar saham negara B. Beberapa pasar saham yang dapat dilihat dan berpengaruh terhadap pasar diantaranya Dow Jones, S&P 500, Nasdaq, Nikkei, dan Dax.
Baca lagi: Ancaman Resesi di Tengah COVID-19
Index Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq digunakan untuk menganalisa kondisi dan pergerakan ekonomi di Amerika. Nikkei merupakan indikator untuk melihat perekonomian Jepang. Sedangkan Dax merupakan alat analisis untuk melihat kondisi pasar di Eropa.
Di Indonesia sendiri, pasar saham sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dalam negeri (internal) dan perekonomian secara global (eksternal). Secara internal, pergerakan perekonomian Indonesia akan menggiring perspektif dan ekspektasi investor dalam membuat keputusan. Ketika perekonomian bergerak turun, hubungan inter-market ekonomi dan pasar akan menyebabkan melemahnya pasar saham.
Secara eksternal disebutkan Bank Indonesia dalam publikasinya, bahwa krisis tahun 2009 sangat berpengaruh terhadap Bursa Efek Indonesia (BEI) khususnya berasal dari melemahnya indeks Dow Jones (DJ). Hubungan inter-market diantara BEI dan DJ cukup kuat sehingga pengaruh pelemahan indeks DJ lebih besar dibandingkan dengan efek dari perubahan nilai tukar, indeks produksi, dan International Trade Tax.
Summary
Analisis inter-market menjadi salah satu alat analisis yang memberikan pandangan kondisi pasar. Hubungan inter-market pada umumnya bekerja secara bersama-sama dan dalam jangka panjang. Guncangan yang terjadi, akan mengganggu pergerakan pasar dalam beberapa bulan dan membentuk keseimbangan baru. Sebagai investor, analisis inter-market dapat digunakan sebagai sebuah pandangan baru untuk memilih sektor yang tepat sebelum melakukan investasi.
Dengan menjadi member Private Investing Room anda akan mendapatkan panduan investasi secara lengkap seperti rekomendasi saham-saham layak investasi, panduan akumulasi sampai dengan distribusi, serta anda dapat berkonsultasi terkait rencana investasi dan portofolio investasi yang anda miliki saat ini
Daftar Sekarang
Market Intelligent: Isna Fauziah
Editor: Novi DA