Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan mengeluarkan Peraturan Menteri Perhubungan atau permenhub soal larangan mudik sebagai langkah antisipasi penyebaran virus COVID-19. Aturan ini sendiri resmi berjalan pada tanggal 24 April 2020.
Kebijakan ini tentunya akan berdampak pada aktivitas ekonomi dan bisnis. Secara langsung maupun tidak langsung, akan ada emiten yang diuntungkan ataupun dirugikan akibat kebijakan ini. Salah satunya adalah emiten yang mengalami peak performance pada saat musim lebaran tiba. Dengan adanya kebijakan baru ini, maka akan berpotensi menyebabkan bisnis emiten-emiten ini menjadi lesu dan terganggu.
Lalu emiten apa saja yang berpotensi untuk meraup untung serta yang berpotensi merugi akibat larangan mudik ini?
Emiten Yang Berpotensi Diuntungkan
Diberlakukannya larangan mudik menjelang musim lebaran seperti ini, tentunya akan menyebabkan perubahan perilaku masyarakat karena menyesuaikan dengan aturan larangan mudik ini. Nah, salah satu sektor yang berpotensi mendapatkan keuntungan adalah emiten yang bergerak pada sektor telekomunikasi seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk ($TLKM), PT Indosat Tbk ($ISAT) serta PT XL Axiata Tbk ($EXCL). Dengan adanya larangan mudik seperti ini, salah satu solusi bagi sebagian masyarakat untuk dapat menjalin komunikasi dengan keluarga di kampung halaman adalah dengan menggunakan telepon ataupun video call. Dimana akan berdampak pada melonjaknya penggunaan paket data dan tentunya akan menyebabkan keuntungan bagi emiten di sektor telekomunikasi.
Baca Juga: Inilah Alasan Kenapa $TLKM Turun Terus Menerus
Selain emiten sektor telekomunikasi seperti yang telah disebutkan di atas, emiten yang berpotensi untuk meraih keuntungan meskipun tidak terlalu signifikan adalah emiten pada sektor consumer goods seperti PT Unilever Indonesia Tbk ($UNVR), PT Indofood CBP Tbk ($ICBP), serta PT Mayora Indah Tbk ($MYOR). Hal ini dikarenakan pada dasarnya barang-barang kebutuhan masyarakat seperti consumer goods akan tetap dicari, meskipun saat terjadi krisis seperti saat ini.
Emiten Yang Berpotensi Dirugikan
Selain ada potensi keuntungan, larangan mudik juga tentunya akan memberikan dampak kerugian bagi beberapa emiten. Emiten seperti PT Jasa Marga ($JSMR) yang merupakan operator jalan tol, pelabuhan, serta bandara tentunya akan sangat merasakan dampak buruk bagi larangan mudik ini. Berdasarkan data mudik tahun lalu, peningkatan pengguna jalan tol untuk mudik mencapai 2 kali lipat atau 200%. Dengan adanya larangan mudik ini, maka $JSMR akan berpotensi mengalami kerugian karena volume kendaraan yang melewati tol akan berkurang drastis. Meskipun kendaraan untuk logistik masih diperbolehkan melintas, tidak akan membantu banyak karena pendapatan dari kendaraan logistik hanya 10% dari total pendapatan $JSMR.
Baca Juga: Pentingnya Penerapan GCG Untuk Kesehatan Perusahaan
Dalam laporan keuangan terbarunya pada Q3 2019 lalu, pendapatan $JSMR mencapai 28,9 miliar rupiah yang kontribusi terbesarnya berasal dari dua gerbang tol yaitu Cikampek Utama dan Kalihurip Utama. Dampak nyatanya, volume kendaraan yang melewat jalan tol yang dioperasikan $JSMR dalam sebulan terakhir sudah berkurang rata-rata sebesar 30% dan tentunya kinerja keuangan $JSMR di kuartal kedua tahun ini akan berpotensi berkurang lebih dari 30% akibat adanya larangan mudik yang diterapkan.
Selain $JSMR, emiten lain yang berpotensi besar mengalami kerugian akibat adanya larangan mudik adalah PT Garuda Indonesia Tbk ($GIAA). Hal ini dikarenakan, sebelum larangan mudik diberlakukan jumlah penumpang $GIAA sudah merosot hingga 60%. Tentunya, dengan adanya larangan mudik kali ini akan menyebabkan angka tersebut bertambah lebih besar. Akibatnya, kinerja keuangan $GIAA di kuartal kedua 2020 berpotensi merosot lebih dari 60%. Hal ini juga diperparah dengan keputusan $GIAA yang membolehkan penumpang melakukan refund, reroute, maupun reschedule. Meskipun langkah ini diambil sebagai bentuk tanggung jawab $GIAA terhadap konsumen, tapi tindakan ini bisa dipastikan menambah beban biaya $GIAA.
Sebelumnya, kami pun juga telah membahas dampak corona bagi $GIAA.
Baca Juga: Emiten Terdampak Corona
Kesimpulan
Aturan baru dari pemerintah mengenai larangan mudik tentunya akan menimbulkan reaksi positif maupun negatif bagi kinerja keuangan beberapa emiten. Contoh emiten yang berpotensi mendapatkan keuntungan adalah emiten sektor telekomunikasi dan consumer goods, karena adanya potensi lonjakan paket data serta kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan terutama saat situasi krisis dan hari raya lebaran.
Di lain sisi ada beberapa emiten yang berpotensi dirugikan, seperti $JSMR yang terdampak pengurangan volume kendaraan yang melewati ruas tol berkurang drastis karena larangan mudik. Serta $GIAA yang mengalami penurunan jumlah penumpang dan kebijakan refund perusahaan.
Lalu apakah saham-saham di atas layak dan aman untuk investasi jangka panjang?
Untuk member PIR dan PIRS yang ingin berkonsultasi dan menanyakan pertanyaan mengenai saham layak investasi yang berfundamental baik, silakan hubungi kami melalui Telegram dan WhatsApp.
Belum jadi member PIR / PIRS?
Daftar sekarang
Link registrasi : yefadvisor.com/register
Market Intelligent: Danny Ramadhan
Editor: Avicenna JM
Graphic Designer: Hayu Winursita Linuhung