Selama tiga bulan terakhir, pasar saham di Asia Tenggara mayoritas mengalami penurunan. Berikut adalah ulasan kinerja masing-masing indeks saham utama, diurutkan dari yang terburuk hingga terbaik:
1. Indonesia (IHSG): -7,12%
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat penurunan terbesar di kawasan ini, dengan koreksi sebesar 7,12%. Sentimen negatif datang dari tekanan ekonomi global, pelemahan nilai tukar rupiah, serta aksi jual investor asing. Hal ini memperburuk kinerja sektor unggulan seperti keuangan dan komoditas.
2. Thailand (SET): -4%
Indeks SET Thailand juga mengalami penurunan signifikan sebesar 4%. Kekhawatiran investor terhadap perlambatan ekonomi domestik, inflasi, serta dampak suku bunga global menjadi faktor utama yang menekan pasar.
3. Vietnam (HNX): -3,60%
Indeks HNX Vietnam turun 3,60%, dipengaruhi oleh melemahnya sektor manufaktur dan ekspor. Selain itu, ketegangan geopolitik di kawasan turut menambah tekanan pada pasar modal Vietnam.
4. Malaysia (KLSE): -2,90%
Indeks KLSE Malaysia mencatat koreksi sebesar 2,90%. Meskipun lebih stabil dibandingkan negara lain, tantangan ekonomi global dan fluktuasi harga komoditas tetap menjadi hambatan bagi pemulihan pasar saham.
5. Singapura (STI): +4,90%
Di tengah pelemahan pasar Asia Tenggara, indeks Straits Times (STI) Singapura menjadi satu-satunya yang mencatat kinerja positif dengan kenaikan 4,90%. Penguatan ini didukung oleh sektor perbankan dan teknologi, serta posisi Singapura sebagai pusat keuangan yang relatif stabil di kawasan.
Meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penurunan terbesar di Asia Tenggara dalam tiga bulan terakhir, hal ini justru membuka peluang menarik bagi investor jangka panjang. Koreksi pasar menciptakan “diskon” pada banyak saham berkualitas
temukan saham yang menarik untuk trading sampai dengan investasi jangka panjang di layanan YEF Advisor!