Kondisi krisis seperti sekarang ini merupakan siklus yang pasti akan terjadi. Mungkin setiap krisis memiliki sebab dan akiba yang berbeda, namun pada akhirnya akan ada yang terseleksi atau dengan kata lain mengalami kebangkrutan.
Sebagai seorang investor, tentu kita tidak ingin berinvestasi pada emiten yang memiliki potensi kebangkrutan karena investasi kita bisa hangus jika emiten yang kita miliki dinyatakan bangkrut. Bangkrutnya sebuah bisnis bisa disebabkan oleh banyak hal, mungkin karena bisnisnya tidak laku lagi atau terbelit hutang sehingga harus melikuidasi aset dan menyebabkan bisnisnya tidak beroperasi.
Baca Juga: Mengenal Risiko Pasar
Nah, kali ini kita akan mengenal sebuah konsep mengenai debt overhang bagi sebuah emiten dan dampaknya.
Apa itu debt overhang?
Mungkin istilah ini masih asing bagi sebagian investor dalam negeri, terutama bagi investor pemula. Jadi, debt overhang merupakan beban utang dalam ukuran sangat besar yang ditanggung oleh sebuah perusahaan. Sebegitu besarnya utang tersebut menyebabkan perusahaan tidak diperbolehkan lagi berutang, dan menyebabkan perkembangan bisnisnya terganggu karena tidak ada biaya modal untuk perkembangan bisnis di masa depan. Bahkan keuntungan atau laba yang dihasilkan oleh emiten ini tidak mampu menutupi beban utang yang begitu besar tersebut.
Sebenarnya, bagi sebuah emiten sangatlah wajar untuk berutang dengan harapan akan mendapatkan efek yang baik bagi perkembangan bisnisnya. Biasanya, emiten akan melakukan ekspansi bisnis untuk meningkatkan pertumbuhan di masa mendatang dan utang inilah yang dijadikan modal untuk ekspansi bisnis tersebut. Namun, tentunya emiten tidak boleh salah kelola dan salah perhitungan dalam hal utang ini, karena bukannya mendapatkan pertumbuhan malah akan berpotensi mengalami debt overhang.
Baca Juga: Mengenal Probability of Default dan Kegunaannya Bagi Investor
Pertumbuhan bisnis merupakan suatu hal yang sangat penting bagi sebuah perusahaan. Pada setiap tahun, emiten akan menetapkan target pertumbuhan bisnis. Target ini tercantum pada rencana proyek-proyek yang akan dikembangkannya, lengkap dengan detail pembiayaannya. Nah, karena adanya beban utang yang sangat besar atau debt overhang ini, emiten jadi tidak mampu membiayai perkembangan bisnis tersebut atau mengalami under investment. Pada akhirnya, perusahaan akan mengalami perkembangan bisnis yang jalan di tempat alias stagnan.
Lalu adakah contoh emiten di Indonesia yang mengalami debt overhang ini?
Kita ambil contoh beberapa emiten yang mengalami debt overhang dan dampaknya bagi bisnis mereka. Pada 2018 lalu, emiten yang bergerak pada sektor jasa transportasi PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) tidak mampu membayarkan beban utangnya yang telah jatuh tempo pada 26 Maret 2018. Hal in menyebabkan emiten melakukan upaya restrukturisasi utang, yang berdampak pada suspensi perdagangan di BEI selama kurang lebih 11 bulan. Dampak untuk kinerja keuangan sendiri, $TAXI mengalami bisnis yang stagnan dan hal ini dapat terlihat pada revenue yang terus turun dari 2018 dan net income yang terus mengalami defisit beberapa tahun belakangan.
Baca Juga: Cara Investasi Anti Bangkrut
Kondisi tersebut menyebabkan harga saham TAXI terus mengalami penurunan. Bayangkan jika anda berinvestasi di saham TAXI 5 tahun yang lalu. Nilai investasi anda saat ini setidaknya sudah mengalami penurunan sebesar 95%, dan bisa dipastikan anda akan mengalami kesulitan menjual saham ini karena harga saham sudah dibatas maksimal penurunan Rp 50 per lembar.
Bottom Line
Sebelum melakukan investasi, sangatlah penting untuk mengenal seluk beluk sebuah emiten yang diinvestasikan agar kita sebagai investor tidak salah investasi. Terjadinya debt overhang atau utang yang terlalu besar bagi sebuah emiten, sehingga tidak dapat lagi mengambil utang sebagai biaya modal. Alhasil, pertumbuhan atau growth perusahaan pun akan cenderung stagnan bahkan menurun.
Konsultasikan investasi anda, untuk mengetahui apakah saham yang anda miliki sedang mengalami debt overhang.
Bagi member PIR dan PIRS yang menginginkan analisis personal mengenai saham berfundamental baik dan layak investasi atau saham-saham yang sedang dimiliki saat ini, anda selalu dapat menghubungi kami melalui Telegram dan WhatsApp.
Belum jadi member PIR / PIRS?
Daftar sekarang
Link registrasi : yefadvisor.com/register
Market Educator: Danny Ramadhan
Editor: Avicenna JM
Graphic Designer: Hayu Winursita Linuhung