Seperti yang pernah kami bahas pada artikel sebelumnya mengenai dampak Perpres EBT, bahwa begitu banyak faktor yang menyebabkan kinerja emiten-emiten sektor minerba mengalami tekanan di tahun 2020 ini. Bahkan selain faktor utama seperti pandemi COVID-19 yang menyebabkan pendapatan emiten sektor Minerba menjadi berkurang, faktor seperti penurunan harga komoditas serta berkurangnya permintaan ekspor menjadi faktor yang berpotensi menyebabkan kinerja emiten sektor Minerba menurun di tahun ini.
Bahkan pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), memproyeksikan bahwa Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di tahun 2020 dari sektor Minerba akan menurun hingga 20% dari capaian tahun sebelumnya yang bernilai sebesar 45 triliun rupiah. Hal ini berdasarkan pada realisasi perolehan PNBP dari sektor minerba di Q1 2020 yang baru mencapai 8,6 triliun rupiah atau sekitar 19% dari target tahun ini yang mencapai 44,4 triliun rupiah. Adapun kontributor bagi PNBP sektor Minerba ini adalah pertambangan batubara sebesar 80% dan 20% sisanya adalah mineral.
Lalu bagaimana kinerja PNBP sektor minerba dalam beberapa tahun belakangan ini? Apakah selalu dapat memenuhi target?
Dari grafik di atas, diketahui meskipun pada tahun 2019 realisasi PNBP Minerba mampu memenuhi targetnya ternyata nilai tersebut sebenarnya mengalami penurunan dari kinerja tahun sebelumnya. Adapun faktor penurunan tersebut disebabkan oleh rendahnya harga komoditas batubara di tahun 2019 dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini sangat berpengaruh karena meskipun harga komoditas mineral lainnya naik, namun kontributor terbesar adalah pertambangan batubara yang harganya mengalami penekanan sepanjang tahun 2019. Hal ini tercermin dari harga batubara acuan (HBA) 2019 hanya mencapai US$ 78,89/ton dibandingkan 2018 yang bisa mencapai US$ 98,96/ton.
Untuk tahun 2020 seperti yang dijelaskan di atas, proyeksi realisasi PNBP dari sektor Minerba ini adalah sekitar 36 triliun rupiah atau turun 20% dari realisasi tahun sebelumnya. Masih tertekannya harga batubara di tahun ini, lalu adanya pembatasan permintaan ekspor batubara dari berbagai negara serta diperparah dengan pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini menjadi faktor-faktor penurunan PNBP dari sektor Minerba di tahun ini.
Bagi para investor, penurunan nilai proyeksi nilai PNBP ini bisa dijadikan sebagai indikasi bahwa kinerja emiten-emiten sektor Minerba akan sangat berpotensi mengalami penurunan kinerja di tahun 2020 ini. Hal ini karena PNBP yang disetorkan oleh emiten-emiten ini berdasarkan seberapa besar pendapatannya pada tahun tersebut. Hal ini juga sesuai dengan pembahasan kami mengenai bagaimana kinerja emiten sektor Minerba terutama emiten batubara yang jadi penyumbang terbesar PNBP, dimana pada tahun 2019 dan Q1 2020 terjadi penurunan kinerja keuangan. Sehingga investasi pada sektor Minerba untuk saat ini cenderung memiliki risiko yang cukup tinggi.
Baca lagi: Dampak PERPRES Energi Baru Terbarukan (EBT) Terhadap Emiten Batubara
Kesimpulan
Turunnya proyeksi realisasi dari PNBP sektor Minerba pada tahun 2020 ini bisa mengindikasikan bagaimana kinerja emiten sektor Minerba secara umum juga berpotensi untuk mengalami penurunan. Penurunan ini utamanya disebabkan oleh faktor adanya pandemi COVID-19, dan diperparah pula oleh penurunan permintaan ekspor dari negara lain serta melemahnya harga komoditas terutama untuk batubara. Alhasil kinerja emiten-emiten sektor Minerba berpotensi untuk mengalami tekanan sepanjang tahun 2020 ini.
Untuk berdiskusi dan bertanya seputar saham-saham layak investasi dan memiliki fundamental yang baik, anda dapat menghubungi kami melalui Telegram dan WhatsApp.
Investasi bersama YEF dengan Join Private Investing Room, dapatkan rekomendasi saham layak investasi lengkap dengan investing plan, panduan akumulasi sampai distribsusi dan juga dapat berkonsultasi dengan tim advisor untuk memperbaiki portofolio atau merancang rencana investasi
Join Private Investing Room sekarang juga
Market Intelligent: Danny Ramadhan
Editor: Novi DA