Setiap orang yang melakukan investasi tentu berhadapan dengan ketidak pastian. Banyak hal yang harus dipertimbangkan untuk memilih jenis investasi. Tidak hanya itu, apakah sebuah investasi dapat menghasilkan return yang menjanjikan di masa depan juga menjadi pertimbangan yang utama. Oleh karenanya, dibutuhkan manajemen yang bagus agar sebuah investasi berjalan dengan baik. Perlu identifikasi hal-hal yang dapat menyebabkan kegagalan investasi, sehingga investor mampu menyiapkan langkah yang tepat untuk menghadapi risiko sebelum melakukan investasi. Berbagai macam resiko dalam berinvestasi antara lain :
- Market Risk (Risiko Pasar)
Risiko pasar merupakan resiko pasti serta memiliki peluang dan intensitas yang tinggi. Investor berusaha terlibat di dalam sebuah pasar tentu seringkali akan bersinggungan dengan berbagai masalah baik itu yang ditimbulkan oleh permainan pelaku pasar atau memang murni terjadi akibat mekanisme pasar (supply dan demand) yang ada. Perlu diingat, bahwa permasalahan yang ada di pasar sangat mungkin berdampak pada investasi yang kita miliki. Hal tersebut membahayakan dan mengancam keberlangsungan investasi kita. Apabila permasalah tersebut tidak dikelola dengan baik, maka akan menimbulkan kerugian bahkan risiko kegagalan dalam berinvestasi.
Secara sepesifik, Market risk dalam investasi biasanya terjadi sebagai akibat dari kondisi yang tidak stabil dan terselenggaranya berbagai momen. Misalnya adanya fenomena inflasi yang tidak terprediksi sehingga mengakibatkan investor memilih untuk menyimpan uangnya dalam bentuk barang, tingkat suku bunga yang mengakibatkan banyak investor berpikir lebih lama sehingga market lesu, serta adanya momen penting seperti acara politik (Pemilu), acara internasional (Kompetisi Olahraga), dan lain sebagainya yang menyebabkan penyesuaian dalam sebuah perusahaan sehingga nantinya akan berdampak pada nilai investasi yang kita miliki.
Market Risk ini harus dapat dikelola oleh investor sebelum melakukan investasi dengan misalnya membuat rencana investasi, menentukan target investasi, mempertimbangkan kapan waktu yang tepat untuk berinvestasi , serta melakukan analisis jangka panjang terkait dengan momentum yang akan disesuaikan dengan jangka waktu investasi. Sehingga investor dapat memilih berinvestasi pada perusahaan yang lebih aman.
Baca lagi : Analisa Data Pergerakan IHSG Bulan September
- Bussines Risk
Sebagai akibat dari ketidakpastian pasar, resiko bisnis ini juga tidak dapat dihindari. Risiko bisnis bisa terjadi karena sebuah perusahaan menghadapi situasi yang mengakibatkan penurunan kinerja serta pendapatan. Investor melihat sebuah perumbuhan pendapatan dalam sebuah perusahaan investasi menjadi sesuatu yang melegakan. Namun, bisa saja sewaktu-waktu perusahaan tidak mampu mempertahankan kinerjanya dikarenakan perubahan sistem secara makro yang menyebabkan perusahaan harus menyesuaikan diri dalam beberapa waktu. Dalam proses penyesuaian, tentu pendapatan dan laba juga berada dalam tahap penyesuaian dan cenderung menurun. Oleh karena itu, investor juga harus melihat seberapa besar peluang perusahaan mampu mengembalikan investasi yang sudah investor tanamkan. Dilihat dari sisi penjualan, biaya operasi, dan leverage operasi saat ini apakah perusahaan mampu memberikan dividen atau tidak, merupakan hal yang harus dianalisis secara mendetail oleh investor.
Investor semestinya segera mengambil tindakan untuk meminimalisir risiko bisnis ini dengan melakukan analisa secara fundamental, peluang bertahan atau tidaknya sebuah perusahaan. Selain itu, investor juga harus mampu membaca kondisi makro ekonomi, kebijakan yang sedang berlaku, dan momentum atau fenomena yang sedang terjadi kemudian dikaitkan dengan keberlangsungan perusahaan investasi.
- Inflation Risk
Perlu dipahami bahwa nilai mata uang setiap waktu tidak sama tergantung dengan daya beli masyarakat. Bisa jadi uang yang kita investasikan saat ini nilainya akan sama di 5 tahun yang akan datang atau justru berkurang ketika tergerus inflasi. Secara umum hal yang menyebabkan inflasi adalah meningkatnya sejumlah permintaan barang jenis tertentu, kenaikan biaya produksi barang, sampai peningkatan jumlah uang yang beredar di masyarakat.
Melihat hal tersebut tentu investor harus menyiapkan berbagai strategi. Risiko inflasi dapat diantisipasi dengan melakukan portofolio saham atau memilih berbagai macam investasi dengan sektor yang terdiverensiasi.
- Liquidity Risk
Risiko likuiditas merupakan ketidakmampuan perusahaan dalam menyediakan uang tunai dalam waktu tertentu. Sebaiknya dalam hal ini, investor dapat mempertimbangkan kriteria perusahaan yang memenuhi dari segi kemampuannya membayar kewajiban kepada pihak luar secara tepat waktu, mampu menjaga kondisi modal kerja yang cukup, mampu membayar bunga dan kewajiban dividen yang harus dibayarkan, dan menjaga posisi kredit utang yang aman. Risiko ini bisa dialami oleh investor ketika perusahaan tidak mampu membayar dividen yang semestinya didapatkan. Sebelum melakukan investasi, alangkah baiknya seorang investor menganalisis terkait dengan rasio likuiditas perusahaan. Yaitu menghitung besarnya aset likuid yang dimiliki dengan besar kewajiban yang mampu ditanggung oleh perusahaan. Semakin besar rasio likuiditas, maka perusahaan tersebut semakin baik.
Market Inteligent: Dianita
Editor: Yusuf Efendi