Kemarin kami sudah membahas 4 penyebab turunnya saham PT Kimia Farma Tbk ($KAEF) yang dimiliki oleh institusi besar milik negara, ASABRI. Karena banyak permintaan untuk mengulas saham-saham milik ASABRI yang lain, pada edisi kali ini kami akan mengulas 2 saham milik ASABRI yang memiliki kinerja paling buruk di tahun 2019 yaitu $FIRE dan $SMRU.
Baca Lagi: Halo ASABRI, Inilah 4 Alasan Kejatuhan Saham $KAEF
$SMRU / PT SMR Utama Tbk
Kita mulai dari saham $SMRU yang sepanjang tahun 2019 tercatat mengalami penurunan 92% dari level 500an ke “area parkir” Rp 50 per lembar. Sejak bulan Agustus 2019, harga saham ini tidak bergerak dari “area parkir” 50. Menurut keterbukaan publik, perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan ini mayoritas sahamnya dipegang oleh PT Trada Alam Minera Tbk ($TRAM). Sedangkan PT ASABRI (Persero) mengempit sebesar 6,61% dan sisanya sebesar 41,09% dimiliki oleh masyarakat. Tentu penurunan yang terjadi pada $SMRU menyebabkan pemegang sahamnya mengalami kerugian besar dan kesulitan untuk menjualnya, karena harga sudah “terparkir” di level 50.
Menurut kami, secara fundamental kinerja $SMRU cukup buruk dan wajar jika harga mengalami penurunan yang signifikan. Sampai dengan kuartal 3 kemarin, $SMRU menderita kerugian yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp 100,26 miliar. Kerugian ini bukanlah yang pertama terjadi. Mengacu pada laporan keuangan, sejak 2011 $SMRU selalu menderita kerugian dan hanya sekali mencetak untung di tahun 2017. Ketidakmampuan perusahaan mencetak laba ini seharusnya menjadi alasan yang kuat seorang investor untuk tidak memilih $SMRU sebagai saham investasi.
$FIRE / PT Alfa Energi Investama Tbk
Kemudian yang kedua adalah saham PT Alfa Energi Investama Tbk ($FIRE), yang mengalami penurunan 95,6% sepanjang tahun 2019. Sesuai keterbukaan publik, perusahaan yang listing pada tahun 2017 ini mayoritas sahamnya dimiliki oleh Presiden Direktur Aris Munandar sebanyak 36%. Sedangkan PT ASABRI (Persero) mengantongi kepemilikan $FIRE sebanyak 15,57% dan 48% sisanya dimiliki oleh masyarakat.
Menurut kami, perusahaan yang memiliki ruang lingkup kegiatan usaha beroperasi dan berinvestasi dalam bidang jasa energi (terutama sektor batu bara) masuk dalam kategori buruk. Sejak tahun 2017, perusahaan tidak pernah berhasil mencetak laba dan selalu merugi. Penurunan harga saham dari level 14000an ke level 200 per lembar sangatlah wajar, dan memang sudah seharusnya saham ini dihindari karena tidak layak investasi.
Bottom Line
Sebagai seorang investor, kita bisa memetik hikmah dari kasus di atas. Analisis fundamental menjadi pedoman yang tidak boleh dianggap remeh, apalagi untuk urusan investasi dana-dana besar karena bisa berakibat fatal.
Memang perlu diakui susah-susah gampang mencari saham dengan fundamental yang baik dan harga yang masih relatif murah. Tapi tentu tidak demikian dengan member Private Investing Room (PIR) dan Private Investing Room Syariah (PIRS).
Join Private Investing Room Reguler / Syariah, dan dapatkan rekomendasi saham layak investasi, update Smart Fund Signal tiap hari, konten eksklusif, dan bebas konsultasi masalah investasi seperti money management dan restructuring portfolio.
Daftar sekarang
Link registrasi : yefadvisor.com/register
Market Intelligent: Jack Darmono
Editor: Muhammad Avicenna Jauhar Maknun
Graphic Designer: Hayu Winursita Linuhung
Sumber:
Laporan Keuangan SMRU
Laporan Keuangan FIRE