Jika kita flashback pada tahun 2002-2003, dunia pernah digemparkan dengan adanya wabah virus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). Virus ini dikenal sangat mematikan, dan setidaknya telah merenggut sebanyak 774 korban jiwa. Gejala SARS diawali dengan demam, rasa dingin yang berlebih yang kemudian berkembang menjadi pneumonia.
Virus SARS memberikan dampak negatif bagi pasar saat itu, dimana virus ini mengakibatkan penurunan tajam sektor pariwisata di Asia. Selain itu, SARS juga mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Tiongkok mengalami penurunan pada Q3-2002. Perekonomian Negeri Tirai Bambu sebelumnya tumbuh sebesar 9,6% secara tahunan. Namun pada Q4-2002 disaat wabah SARS mulai merebak, pertumbuhannya melemah menjadi 9,1%.
Saat ini virus SARS sudah hampir tidak terdengar lagi. Namun, baru-baru ini muncul virus Korona yang menggemparkan dunia, dan masih merupakan “keluarga” dari virus SARS.
Infeksi virus Korona (novel Coronavirus/nCoV) saat ini sedang melanda Kawasan Tiongkok, khususnya di wilayah Wuhan. Virus ini memiliki tingkat penyebaran yang tinggi dan mematikan. Tercatat hingga Kamis (23/01/20), virus ini setidaknya telah mengakibatkan 17 orang meninggal dunia dan 95 orang lainnya masih dalam kondisi kritis. Mengacu pada diagnosis para pasien, diketahui bahwa gejala awal masuknya virus Korona ke dalam tubuh adalah munculnya demam, batuk, disertai sesak nafas.
Baca Juga: Cara Restrukturisasi Portofolio Berkinerja Buruk
Lonjakan kematian yang diakibatkan oleh virus Korona meningkatkan kekhawatiran seluruh dunia atas darurat kesehatan. Saat ini, virus Korona dikabarkan sudah bergerak dari Tiongkok ke Thailand, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Macau, hingga Amerika Serikat. Selain berdampak pada korban jiwa, virus Korona juga menyebabkan sentimen negatif bagi perekonomian global khususnya di wilayah Asia. Seperti yang kita ketahui bersama, dalam dua hari terakhir ini saham-saham di wilayah Asia Pasifik secara kompak berada di zona merah. Bursa saham Hong Kong (Hang Seng Index) turun 2,8 persen, indeks Nikkei melemah 0,9 persen, saham-saham Bluechips di Shanghai juga merosot hingga 1,7 persen.
Tak hanya di wilayah Asia, virus ini juga menyebabkan saham perusahaan produsen exclusive goods Eropa mengalami penurunan tajam. Indeks saham penerbangan AS turun 2,3 persen. Operator Hotel & Casino Las Vegas Sands Corp dan Wynn Resorts Ltd yang memiliki operasi besar di China, sahamnya turun lebih dari 4 persen.
Namun, hal berbeda dicatatkan oleh IHSG pada Kamis (23/01/20). Di saat bursa Asia melemah, IHSG mampu menutup sesi pada zona hijau, Saham-saham yang berkontribusi signifikan dalam mendongkrak kinerja IHSG hari Kamis kemarin di antaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (+0,42%), PT Astra International Tbk/ASII (+0,71%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (+0,6%), PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk/BTPS (+5,16%), dan PT Barito Pacific Tbk/BRPT (+1,51%).
Bottom Line
Di sisi lain, dampak virus Korona membuat investor khawatir penyebaran virus ini dapat menghalangi konsumen Tiongkok berpergian dan berbelanja. Lebih lanjut, penyebaran virus Korona dalam jangka panjang beresiko terhadap perekonomian, khususnya terhadap pertumbuhan ekonomi di Kawasan Asia Pasifik.
Cara termudah yang dapat dilakukan agar virus Korona tidak menyebar adalah dengan menghindari daerah yang menjadi suspect terjangkitnya virus tersebut sementara waktu. Selain itu, hendaknya selalu menjaga kondisi badan agar selalu optimal, karena daya tahan tubuh yang baik dapat mencegah timbulnya berbagai penyakit. Gunakan masker yang sesuai standar, jika sedang berada di tempat yang ramai dan menjalankan pola hidup sehat.
Semoga para pembaca setia, khususnya member YEF selalu diberikan kesehatan dan terhindar dari segala wabah penyakit yang datang silih berganti.
Di saat keadaan market yang serba tidak menentu akibat wabah virus Korona, sebagai investor kita dituntut untuk berhati-hati dalam berinvestasi. Karena mungkin saja, secara tidak langsung perusahaan yang sedang atau ingin kita investasikan terdampak efek negatif virus Korona.
Dengan menjadi member YEF Advisor anda akan mendapatkan rekomendasi saham-saham layak investasi yang memiliki fundamental aman dan lengkap dengan profil emiten, perkembangan fundamental perusahaan dan investing plannya.
Daftar sekarang
Link registrasi : yefadvisor.com/register
Market Intelligent: Yusuf Efendi
Editor: Avicenna JM
Cover Designer: Hayu Winursita Linuhung