Tanggal 6 Oktober 2019 melalui siaran pers, Kementrian Perdagangan meluncurkan kebijakan minyak goreng wajib kemas. Kebijakan ini dikeluarkan supaya minyak goreng yang beredar di pasaran lebih terjamin mutu dan keamanannya.
Total produksi minyak goreng nasional saat ini berjumlah sekitar 14 juta ton tiap tahunnya, kemudian alokasi untuk kebutuhan dalam negeri kurang lebih 5,1 juta ton, dan sisanya diekspor ke luar negeri. Riset menyebutkan, jika jumlah penggunaan minyak goreng curah di dalam negeri sangat besar. Sebanyak 50% minyak goreng yang dikonsumsi masyarakat adalah minyak goreng curah. Inilah yang mendasari pemerintah untuk membuat kebijakan minyak goreng wajib kemas, yang akan berlaku mulai tanggal 1 Januari 2020.
Baca Juga: Saham BUMN Konstruksi Dalam Bahaya?
Jika peraturan ini dijalankan produsen wajib mengemas minyak gorengnya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, sebelum akhirnya dapat didistribusikan/ dijual ke masyarakat luas. Sebenarnya, program ini telah dicanangkan pada tahun 2014 dan sempat diberlakukan per 1 April 2017. Namun, implementasi kebijakan ini ditunda karena banyak produsen yang belum siap untuk memperluas unit pengemasan dan menumbuhkan industri pengemasan di daerah-daerah.
Dengan berlakunya kebijakan ini, tentunya produsen minyak goreng kemas yang berskala besar akan sangat diuntungkan. Lalu, siapa sebenarnya produsen minyak terbesar di Indonesia?
Menurut data Top Brands Award tahun 2019, brand minyak goreng pertama diduduki oleh Bimoli dengan tingkat kepopuleran sebesar 40%, kemudian diikuti Filma 12%, Sania 11,7%, Tropical 9,9% dan Sunco 7,3%. Bimoli merupakan produk minyak goreng yang diproduksi oleh PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP). Selain Bimoli, produk minyak goreng yang diproduksi oleh SIMP adalah minyak goreng Delima dan Happy. Secara keseluruhan, Divisi Lemak dan Nabati (EOF) dari SIMP menyumbang 76% dari total penjualan SIMP. Divisi EOF merupakan divisi yang memproduksi dan memasarkan minyak goreng, margarin, shortening dan produk turunan minyak sawit lainnya.
Baca Juga: Review Emiten Sektor Perkebunan Sawit Indonesia
SIMP sendiri memiliki kompetitor di industri minyak goreng kemas, yaitu PT SMART Tbk (SMAR) yang memproduksi minyak goreng Filma, Kunci Mas, Mitra dan Palmvita. Ada juga PT Sari Agrotama Persada yang memproduksi minyak goreng Sania, Sovia, dan Fortune. Perlu digaris bawahi, PT Sari Agrotama merupakan perusahaan afiliasi di bawah Group Wilmar International Limited.
Apakah PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) dengan produk andalannya Bimoli, dapat merajai pasar minyak goreng dan mencetak pundi-pundi profit bagi investornya?
Baca analisis fundamental SIMP, lengkap dengan proyeksinya hingga akhir tahun. Eksklusif untuk member Private Investing Room (PIR) dan Private Investing Room Syariah (PIRS)
Link: https://yefadvisor.com/simp-keluar-dari-masa-sulit
Belum jadi member PIR / PIRS ?
Dapatkan rekomendasi dan panduan investasi saham. Anda juga dapat berkonsultasi mengenai portofolio dan proyeksi saham yang saat ini sedang anda investasikan.
Daftar sekarang,
Link registrasi : yefadvisor.com/register
Market Intelligent: Mutik Dian Prabaning Tyas
Editor: Muhammad Avicenna Jauhar Maknun