Sebelumnya kita sudah pernah membahas Altman Z Score untuk mendeteksi kesehatan suatu perusahaan. Nah, untuk kali ini kita akan membahas Piotroski F-Score yang lazim digunakan untuk mengidentifikasi perusahaan tersehat di antara sekian banyak perusahaan. Penemu dari Piotroski F-Score sendiri adalah Profesor Joseph Piotroski, seorang pakar keuangan dan akuntansi dari University of Chicago. Perhitungan Piotroski F-Score ini bisa digunakan untuk memilih saham mana yang cocok untuk investasi dan saham mana yang cocok untuk dihindari.
Pendekatan Piotroski F-Score didasarkan dengan mencari perusahaan yang menghasilkan laba dan margin yang baik, serta memiliki Balance Sheet yang kuat. Pengembangan perhitungan Piotroski F-Score dilakukan berdasarkan 9 kriteria yang dikelompokkan menjadi profitabilitas; leverage, likuiditas dan pendanaan; serta efisiensi operasional perusahaan.
Baca Juga: Altman Z Score Alat Deteksi Kesehatan Perusahaan
Kelompok profitabilitas terdiri dari 4 kriteria yaitu Return on Asset (ROA) yang jika nilainya positif di tahun berjalan maka diberi skor 1 poin, Arus Kas Operasi (Operating Cash Flow) jika nilainya positif di tahun berjalan juga diberikan skor 1 poin. ROA jika nilainya di tahun berjalan lebih tinggi dari pengembalian aset tahun sebelumnya diberi skor 1 poin, dan Arus Kas Operasi jika melebihi laba bersih diberi skor 1 poin. Jadi jika profitabilitas perusahaan memenuhi 4 kriteria tersebut, maka emiten akan mendapatkan skor 4.
Selanjutnya dari kelompok leverage, likuiditas, dan pendanaan terdapat 3 kriteria yaitu Rasio Utang Jangka Panjang (Long Term Debt to Asset Ratio) jika rasio utang jangka panjang terhadap aset mengalami penurunan dari tahun sebelumnya maka diberi skor 1 poin. Jika Rasio Lancar (Current Ratio) meningkat dari tahun sebelumnya diberi skor 1 poin, dan jika emiten tidak menerbitkan saham baru pada tahun berjalan diberi skor 1 poin.
Kelompok dari Efisiensi Operasional Perusahaan terdiri dari 2 kriteria, yaitu berasal dari Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) yang akan diberi skor 1 jika melebihi margin kotor tahun sebelumnya, dan Rasio Perputaran Aset (Asset Turnover Ratio) yang akan diberikan nilai 1 jika melebihi rasio tahun sebelumnya. Contoh rasio perputaran aset adalah jika kenaikan penjualan lebih tinggi dari persen peningkatan aset diberi skor 1.
Jika total skor Piotroski yang diperoleh emiten adalah 8 atau 9, maka saham dari emiten tersebut merupakan saham yang potensial untuk diinvestasikan. Sedangkan batas dari suatu emiten yang layak dijadikan pilihan untuk investasi, adalah emiten dengan skor Piotroski minimal 6. Jika suatu emiten memiliki skor di bawah 6, berarti emiten tersebut dapat dikatakan sedang mengalami stagnasi atau bahkan penurunan dalam bisnisnya.
Baca Juga: Optimalkan Portofolio dengan Diversifikasi Saham
Contoh Piotroski F-Score yang mempunyai nilai 8 adalah $GGRM, $ICBP, $MNCN. Piotroski F-Score yang mempunyai nilai 9 adalah $INTP dan $MAPI. Sedangkan saham-saham yang memiliki skor Piotroski F-Score rendah adalah $BWPT, $LPKR, $ADHI dan $BNGA
Nah, berikut adalah salah satu contoh perhitungan Piotroski F-Score pada emiten $ICBP
Pendekatan ini sering digunakan untuk melakukan analisis fundamental serta mengidentifikasi perusahaan mana yang kuat dan mana yang lemah. Walaupun demikian, Piotroski F-Score memiliki kelemahan yaitu tidak dapat digunakan untuk sektor industri keuangan karena faktor gross margin dan asset turnover tidak sesuai untuk industri keuangan.
Dengan menjadi member YEF Advisor, anda tidak perlu pusing-pusing menghitung Piotroski F-Score saham yang sedang anda hold. Anda dapat mengeceknya dengan konsultasi langsung ke kami, dan kami akan menghitungkan Piotroski F-Score saham anda.
Daftar sekarang
Link registrasi : yefadvisor.com/register
Market Educator: Mutik Dian Prabaning Tyas
Editor: Muhammad Avicenna Jauhar Maknun
Graphic Designer: Hayu Winursita Linuhung
Sumber:
Stockbit.com