Close

Strategi Investor Saham Indonesia Antisipasi Perang Dagang Donald Trump Jilid 2

Donald Trump kembali ke Gedung Putih salah satu kebijakan ekonomi yang hampir pasti kembali diterapkan adalah perang dagang terhadap China. Dalam periode pertama kepemimpinannya (2018-2020), Trump menerapkan tarif impor tinggi yang berdampak luas terhadap ekonomi global, termasuk Indonesia.

Trade War Menyebabkan Pasar Saham Jatuh: $IHSG Jatuh dari 6600an ke 5700!

Pada tahun 2018 $IHSG jatuh dari 6600an ke level 5700 atau turun 14% dalam kurun waktu kurang dari setahun. Penurunan ini disebabkan oleh kekhawatiran investor terhadap ketidakpastian ekonomi global dan khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Investor asing menarik dana dari negara berkembang untuk menghindari risiko.

Oleh karena itu Investor saham Indonesia perlu memahami bagaimana eskalasi perang dagang jilid 2 ini akan memengaruhi pasar modal, sektor-sektor utama, serta strategi optimal dalam menghadapi ketidakpastian ini.

Ringkasan Perang Dagang Trump Jilid 1 (2018-2020)

Pada perang dagang pertama, Trump melibatkan penerapan tarif tinggi terhadap produk China, dengan nilai total lebih dari $360 miliar. China membalas dengan tarif terhadap barang-barang AS senilai $110 miliar, yang memicu perlambatan perdagangan global dan penurunan investasi di berbagai sektor.

Dampak terhadap Ekonomi Global

  • WTO melaporkan bahwa pertumbuhan perdagangan global melambat dari 4.6% di tahun 2017 menjadi hanya 1.2% pada 2019
  • Ekonomi China mengalami perlambatan dengan pertumbuhan turun dari 6.6% (2018) menjadi 6.1% (2019), level terendah dalam hampir tiga dekade.
  • Sektor manufaktur global mengalami kontraksi akibat melemahnya permintaan dan kenaikan biaya produksi.
  • Mata uang negara berkembang seperti rupiah mengalami tekanan akibat capital outflow ke AS.

Dampaknya ke Indonesia:

Depresiasi Rupiah

Pada tahun 2018 terjadi depresiasi Rupiah secara signifikan. Kurs rupiah melemah dari Rp 13.000/USD menjadi Rp 15.000/USD akibat arus modal keluar ke aset safe-haven.

Penurunan Harga Komoditas Energi Seperti Batubara

Saat Perang Dagang Trump Jilid 1 (2018–2020), harga batu bara mengalami penurunan dari $120 ke $66 karena beberapa faktor utama yang terkait dengan perlambatan ekonomi global, khususnya di China. China merupakan konsumen terbesar batu bara dunia, terutama untuk pembangkit listrik dan industri baja. Tarif tinggi yang dikenakan AS terhadap barang-barang China, seperti baja dan aluminium, menekan sektor industri China. Dengan menurunnya aktivitas manufaktur dan konstruksi, permintaan batu bara untuk produksi baja dan listrik ikut menurun. Selain itu China merespons perang dagang dengan meningkatkan produksi batu bara domestiknya untuk mengurangi ketergantungan pada impor.

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia turun

Saat Perang Dagang Trump Jilid 1 (2018–2020), pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan. Sebelum perang dagang, ekonomi Indonesia tumbuh sekitar 5,27% pada 2018, namun pada 2019 turun menjadi 5,02%. Penurunan ini disebabkan turunnya permintaan ekspor, Penurunan harga komoditas & Capital Outflow.

Namun, dengan kemungkinan perang dagang jilid 2 yang lebih agresif, dampak bagi ekonomi global dan Indonesia bisa jauh lebih signifikan. Baca artikel selengkapnya khusus untuk member PIR & PIRS

Belum jadi member PIR atau PIRS? Join sekarang juga & temukan saham yang benar-benar layak investasi berdasarkan analisis fundamental dan teknikal terbaik, bergabunglah dengan layanan Private Investing Room (PIR) atau PIR Syariah di YEF Advisor.

🎯 Keunggulan Bergabung dengan PIR/PIR Syariah:
✅ Rekomendasi saham berdasarkan analisis mendalam dan strategi yang teruji.
✅ Bimbingan langsung untuk menemukan momentum terbaik masuk dan keluar pasar.
✅ Konsultasi dan diskusi eksklusif untuk memastikan Anda mengambil keputusan investasi yang bijak.

Social Share