Pada Edisi sebelumnya kami telah membahas mengenai pentingnya melakukan diversifikasi portofolio agar kinerja lebih optimal.
Link: https://yefadvisor.com/optimalkan-portofolio-dengan-diversifikasi-saham/
Pada dasarnya, ada banyak cara dalam melakukan diversifikasi portofolio. Hal ini bisa ditentukan dari tujuannya, “apakah portofolio untuk trading atau investasi“. Selain itu, tentunya profil risiko yang berbeda-beda tiap orang juga menjadi pertimbangan dalam menyusun portofolio.
Nah, pada kesempatan kali ini kami ingin menjelaskan 5 model portofolio yang umum dan sering digunakan oleh para trader/ investor.
Portofolio Agresif
Portofolio agresif bertujuan mencari return yang besar dan tentu juga memiliki risiko besar. Portofolio ini di isi oleh tipe saham dengan volatilitas tinggi atau perubahan harga saham yang cepat. Tingkat sensitivitas terhadap pasar pun secara keseluruhan juga tinggi, dimana harga saham bisa bergerak di atas 10% dalam satu hari perdagangan saja.
Jenis portofolio ini akan dipilih oleh trader bertipe agresif seperti swing dan day trader, pergerakan harga yang cepat ini biasanya ditemukan pada perusahaan sektor pertambangan. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan ditemukan di industry lainnya juga.
Manajemen risiko sangat penting ketika membangun dan mempertahankan portofolio agresif ini. Menjaga kerugian seminimal mungkin dan mengambil untung tepat waktu adalah kunci keberhasilan dalam jenis portofolio ini. Misalnya saja kita membatasi kerugian dan keuntungan sebesar 5-10% per posisi.
Portofolio Defensif
Portofolio ini merupakan kebalikan dari portofolio agresif, dan memiliki fluktuasi harga saham yang lebih rendah. Jenis portofolio ini biasanya dipilih oleh investor jangka panjang. Tujuan dari portofolio ini adalah capital gain jangka panjang dan dividen.
Saham-saham defensif umumnya bergerak moderat atau cenderung flat. Namun saham-saham berkarakter defensif juga memiliki kelebihan tersendiri, tidak seperti saham siklikal pada umumnya yang peka terhadap siklus bisnis tertentu. Oleh sebab itu, saham defensif akan tetap bekerja dengan baik di saat-saat yang buruk maupun di saat yang baik karena saham dari emiten ini biasanya berfokus pada kebutuhan pokok konsumen yang tahan terhadap penurunan pasar. Tidak peduli seberapa buruk keadaan ekonominya, perusahaan yang membuat produk kebutuhan sehari-hari akan tetap bertahan.
Portofolio Income
Portofolio income atau portofolio pendapatan ini lebih berfokus pada dividen atau jenis distribusi lainnya. Beberapa saham dalam portofolio income juga dapat masuk kedalam portofolio defensif, tetapi memprioritasikan emiten yang memberikan dividen yang lebih tinggi.
Model portofolio ini biasanya dipilih oleh investor pendapatan tetap. Namun tidak menutup kemungkinan, ada beberapa trader yang menggunakan strategi portofolio ini.
Bagi kalangan trader yang memiliki portofolio income, sering disebut sebagai dividen hunter yang sebelumnya pernah kami bahas.
Link: https://yefadvisor.com/jebakan-mematikan-dividend-hunter/
Trader portofolio income ini akan mengejar kenaikan harga saham yang naik saat menjelang cum date dan dividennya sendiri. Trader akan melakukan akumulasi sebelum musim dividen tiba. Namun perlu diwaspadai hal ini merupakan jebakan, jika kita tidak melakukan analisis teknikal dan fundamental terhadap emiten yang membagikan dividen seperti yang juga sudah kami bahas.
Link: https://yefadvisor.com/membuktikan-dividen-adalah-racun-mematikan-jangka-pendek/
Portofolio Spekulatif
Diantara model portofolio yang lainnya, portofolio spekulatif ini paling dekat kaitannya dengan gambling. Risiko yang ditimbulkannya pun akan lebih besar, bahkan dari portofolio agresif sekalipun.
Permainan spekulatif biasanya mencakup pada saham IPO atau saham yang dikabarkan akan diakuisisi. Strategi portofolio ini berdasar pada kabar burung atau isu-isu yang sedang hangat diperbincangkan media, tanpa menggunakan analisa teknikal atau fundamental. Portofolio ini tentu akan memikat para trader karena dapat menghasilakn keuntungan yang besar dalam waktu singkat.
Portofolio spekulatif ini banyak dimiliki oleh trader pemula yang menyukai saham-saham IPO. Memang dalam satu dua kali mereka beruntung memilih saham IPO yang melejit memberikan keuntungan spektakuler. Namun perlu diingat, “dewi fortuna” tidak akan selalu berpihak kepada satu sisi. Ada kalanya mereka nyangkut dalam karena saham IPO yang mereka beli langsung anjlok puluhan persen.
Maka dari itu diperlukan analisis yang lebih mendalam untuk portofolio spekulatif ini seperti yang sudah pernah kita bahas sebelumnya.
Link: https://yefadvisor.com/tips-memilih-saham-ipo/
Kami juga menyarankan agar tidak lebih dari 10% dari total asset yang digunakan untuk mendanai portofolio spekulatif.
Portofolio Hybrid
Portofolio hybrid lebih fleksibel daripada jenis portofolio yang lainnya.
Seperti dengan namanya, portofolio hybrid ini mencampur berbagai jenis saham dalam satu portofolio dengan lebih proporsional. Bisa saja mencampur saham bluechip dan second liner dalam satu portofolio. Dasar strategi portofolio ini menggabungkan antara berbagai metode dengan analisa teknikal dan fundamental dalam satu kesatuan.
Bottom Line
Pada akhirnya, kita harus memilih jenis portofolio yang cocok dengan tujuan, kemampuan atau profil risiko. Jangan memilih portofolio agresif apalagi spekulatif, jika anda tidak memiliki waktu dengan kecepatan transaksi. Sebaliknya, jangan memilih portofolio defensif jika anda menginginkan profit besar dalam waktu yang singkat.
Bingung memilih model portofolio yang cocok dan ideal untuk anda?
Konsultasikan saja dengan YEF, kami akan bantu memperbaiki portofolio anda yang lama dan memberikan panduan membangun portofolio baru yang ideal untuk anda.
Belum jadi Member?
Daftar sekarang
Link registrasi : yefadvisor.com/register
Market Educator: Jack Darmono
Editor: Avicenna JM
Designer: Hayu Winursita Linuhung